Sejauh pulau merantau, kampung halaman tetap di hati. Begitu juga Singgih Tri Tanto yang dikenal nama beken Mono. 17 tahun merantau dari Bengkulu ke Jogja, Drummer band Rock’n Roll Jamphe Johnson ini selalu kangen dengan kampung halaman.
Hampir tiap tahun Kak Mono menyempatkan pulang ke Bengkulu lalu mendatangi tempat-tempat bermain masa kecil dulu. Kak Mono pun antusias banget mengisahkan masa kecil dan petualangannya di Bengkulu ke tim Nyalanya. Berikut petikan wawancaranya.
Nyalanya: Halo Kak Mono, apa kabarnya? Dengar-dengar kemarin baru pulang ke Bengkulu lagi. Ngapain saja di sana Kak?
Halo Nyalanya, kabar baik dong. Semoga Nyalanya baik juga ya dan selalu menyala-nyala untuk anak-anak dan remaja Indonesia. Iya nih, kemarin pas Lebaran baru pulang ke Bengkulu. Hampir tiap tahun pulang dan harus pulang soalnya Bengkulu itu selalu bikin kangen.
Memangnya merantau dari Bengkulu ke Yogya dari tahun berapa sih? Apa yang bikin kangen?
Aku merantau ke Yogyakarta dari tahun 2000. Yang selalu bikin kangen dari Bengkulu jelas keluarga dan orang-orang terdekat. Teman-teman membolang zaman kecil dulu di Pantai Panjang dan tempat-tempat masa kecil lainnya.
Tiap tahun kan pulang ke Bengkulu nih. Ada perubahan besar enggak Bengkulu sekarang dengan zaman kecil Kak Mono dulu?
Wah perubahannya banyak banget. Tapi kalau disuruh milih, buat aku enak Bengkulu zaman dulu. Lebih alami dan asri kotanya. Anak-anak kecilnya juga suka membolang (berpetualang, main di luar rumah) ke sana ke mari. Keliling kampung, main di pantai, main di hutan, mainan sama teman-teman ramai-ramai. Sekarang banyak anak-anak di Kota yang sudah punya mainan sendiri, ini nih (menunjuk Handphone).
Wah, kalau Kak Mono dulu suka membolang juga?
Iya dong, aku sama teman-teman suka banget membolang ke sana ke mari. Paling seru main selacar-selancaran di Pantai Panjang. Kami pakai kayu dari pintu yang dibuang orang terus kami turun ke air. Pantai Panjang kan panjang banget, hampir tiap hari main di sana ramai-ramai. Main gasing di pasir juga mainan Pala Babi (sejenis mainan patuk lele) hahaha.. Kalau sekolah jalan kaki. Pulang pergi ya sampai 12 kilometer lah. Sambil main juga sama teman-teman, pokoknya membolang. Anak-anak kecil sekarang juga harus membolang. Rugi kalau enggak.
Terus teman-teman Kak Mono tahu enggak kalau Kakak sekarang jadi drummer Band besar di Indonesia. Pernah main musik bareng teman-teman di sana?
Hahaha mereka pada enggak tahu. Tapi pernah suatu kali kami diundang main ke Bengkulu sama komunitas Rock di sana. Wah senang rasanya.
Kapan mau main musik di Bengkulu lagi?
Agustus 2017 nanti kami main ke sana, diundang Pemda untuk konser memeringati hari Kemerdekaan. Nah, bulan depan itu sekalian aku mau ajak teman-teman Jamphe keliling Bengkulu. Kebetulan mereka terutama si Abay, gitarisku suka banget sama wisata sejarah. Bengkulu punya banyak wisata sejarah yang keren-keren dan bikin melongo.
Misalnya apa? tempat wisata di Bengkulu ada pintu rahasianya gitu ya Kak?
Iya dong, Benteng Marlborough misalnya. Tahu enggak kalau di benteng itu ada terowongan yang menghubungkan Kota Bengkulu sama Lampung. Terus ada rumah Fatmawati yang bukan hanya jadi sejarah Indonesia tapi sudah mendunia. Pantai Panjang juga enak, gratis pula masuk sana. Istriku suka banget main di Pantai Panjang. Pokoknya wisata Bengkulu itu ajaib. Teman-teman band mau ke sana Agustus nanti setelah selesai konser.
Terakhir Kak, ada pesan buat teman-teman pembaca Nyalanya?
Buat yang sudah punya anak, ajari anak main di luar rumah. Membolang ke mana-mana. Buat adik-adik sekolah, jangan lupa membolang dan belajar. Dari sana kita bisa merasakan iteraksi sosial sama-sama teman-teman dan orang yang baru kenal. Jangan banyak main HP, karena dunia sebenarnya ada di luar sana. Ayo membolang…ayo berpetualang..ayo jalan-jalan.
Genre:
Tema: