Curhatan Guru TK Tenera yang LDR dengan Murid Kesayangan

Tri Marcelina Tarigan

Sudah dua minggu lebih anak-anak TK Tenera belajar di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19. Setiap hari mereka mendapat tugas dari guru melalui WhatsApp ke orangtua lalu hasilnya dikirim kembali ke guru. Hari ini aku mendapat kiriman foto hasil kegiatan belajar Naya, murid kecilku yang pemalu tapi senang bercerita. Dia mengirim surat untukku. Isinya sederhana namun mengandung banyak bawang merah yang buat pedih di mata.

Dok. Tri Marceliina Tarigan

Begini isi suratnya:

Bu Celli lagi ngapain bu Celli yang cantik. Bu kapan kita sekolah lagi ya Bu Celli yang cantik. Bu guru ibu sayang sama kami. Kami juga sayang ibu guru. Kapan kita latihan lagi ya Bu. Bu aku boleh bikin ekobrik bu. Bu aku sudah kerjakan buku paket semuanya kok Bu. Ibu gak usah cemas kami bisa jaga diri sendiri. Kami dibesarkan oleh orangtua kami kok Bu. Bu aku habis mandi aku membereskan bekas-bekas mandi… Da da Bu sampai jumpa besok ya Bu 🙂

Saya jadi menangis. Saya benci dengan jarak yang membuat rindu. Saya juga benci Corona yang menjauhkan saya dengan anak-anak. Namun ada banyak hal yang saya syukuri. Saya dicintai diam-diam oleh murid saya. Mereka merindukan gurunya, sekolah dan kegiatan belajar.

Saya langsung membalas surat cinta itu. Mengucapkan terimakasih karena sudah jadi anak baik selama belajar di rumah dan memikirkan ibu gurunya sekaligus meminta maaf karena libur masih harus diperpanjang demi keselamatan dan kebaikan bersama. Saya meminta Naya untuk mendoakan orang-orang terkasih agar dijauhi dari sakit dan marabahaya serta bumi ini pulih kembali.

Untuk semua anak-anak sekolah tetap semangat dan jangan bosan belajar dirumah ya. Kami ibu gurumu juga rindu dengan kalian. Kita sama-sama berdoa dan berjuang walau jarak memisahkan.



Genre: Nonfiksi

Tema: Covid-19