Melawan Bell Palsy

Anggiat R

Dok Wikihow

Bells Palsy adalah kelumpuhan akibat peradangan dan pembengkakan saraf yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah secara mendadak. Saya sedang berjuang melawan penyakit tersebut saat ini.

Minggu, 30 Juli 2023. Sekitar pukul 03.00 WIB saya terbangun dari tidur lalu ke kamar mandi. Saya minum air putih setelah keluar toilet tetapi merasa ada yang aneh dengan wajah saya. Air tumpah dari mulut, tiba-tiba saya sulit menyebutkan huruf ‘P’.

Saya memastikan wajah ke sebuah cermin, ternyata mulut dan pipi tidak simetris termasuk dua kelopak mata. Aku berusaha tenang, melipat tangan lalu menyerahkan nasib pada sang penguasa langit dan bumi. Namun, sekalipun terus mencoba tegar, air mata menetes membasahi pipi. Hatiku pedih.

Ketika fajar datang saya segera menghubungi travel dari desa ke kota. Saya mau memastikan kondisi medis, apa yang sesungguhnya terjadi dengan mulut dan wajah ke dokter di kota. Sepanjang jalan mulut saya monyong. Saya  berdoa agar Tuhan memberi kekuatan.

Apes. Semua dokter praktik tutup karena hari Minggu. Hatiku semakin kacau melebihi balonku yang pecah satu. Harus menunggu hari Senin agar bertemu dengan sang dokter.

Jam tujuh pagi keesokan harinya saya berangkat menuju sebuah Rumah Sakit (RS) lalu bertemu dengan dokter yang baik dan lembut di IGD. Dia bilang jangan panik lalu menanyakan keluhan saya dengan tenang. Tanpa banyak basa-basi saya memperlihatkan mulut yang sudah monyong. Sang dokter bertanya tentang kronologinya lalu aku jawab sejelas mungkin.

Sang doter di ruang IGD mengarahkanku ke poli saraf. Namun saya harus menunggu sampai jam setengah tiga sore agar bertemu dokter. Tuhan maha baik, saya kembali dipertemukan dengan dokter yang baik. Dia memberikan semangat agar saya  tidak putus asa. Semua penyakit ada obatnya, kata dokter itu.

Saya disuruh berbaring. Dia bertanya gejala yang terjadi sambil memakai sarung tangan medisnya. Saya bilang mulanya terasa sakit di seluruh area kepala diikuti datangnya benjolan yang berpindah-pindah. Sang dokter menguatkanku lalu mengambil selembar kertas dan sebuah pena. Ia bilang aku kena peradangan virus herpes yang disebut “Bell’S Palsy”.

Mendengar itu aku ketakutan setengah mati. Sang dokter memotivasiku dengan memberikan link Youtube senam wajah agar dipraktikkan setiap hari. Ia menulis resep beberapa obat dan menganjurkan minum secara teratur. Saya pasti menurutinya karena sangat ingin segera sembuh dari penyakit ini.

Hingga saat ini aku masih dalam proses penyembuhan. Namun sudah ada perubahan dengan mulut monyongku. Namun jika bicara masih belum normal. Saya memohon agar sang pencipta semesta alam berkenan menyembuhkan. Semoga setiap orang yang membaca tulisan ini mau mendoakan untuk kesembuhan saya. Tulisan saya ini akan berlanjut.



Genre: Nonfiksi

Tema: Kesehatan