Aksi Geng Anak di Kampungku Saat Musim Mangga

Santi Lastri

Kids
Dok.Deccanchronicle

Musim mangga selalu membuat heboh anak-anak di kampungku. Mereka akan menyusun strategi, mengincar pohon mangga yang berbuah. Sebenarnya di kampungku tidak terlalu banyak pohon mangga, bisa dihitung jumlahnya. Namun di kampung sebelah, uh, pohon mangga sangat buanyak dan buahnya juga sangat lebat. Inilah yang membuat anak-anak di kampungku heboh. Pohon mangga yang ada di tengah sawah jadi target mereka.

Musim mangga mengubah kebiasaan bangun pagi kami. Biasanya kami tidak akan bangun sebelum dibangunkan mama. Tapi saat musim mangga tiba kami bisa bangun jam empat subuh setiap harinya. Tanpa dibangunkan dan tanpa alarm.

Anak-anak biasanya menyusun strategi mengambil buah mangga malam hari. Mereka, dengan geng masing-masing, berkumpul di depan kilang padi yang agak dekat dengan rumahku. Semua tepat waktu. Alasan yang tepat untuk berpamitan adalah jalan pagi. Semua berpamitan ke mamanya dengan alasan mau jalan pagi. Abangku pun ikut dalam misi ini setiap harinya. Aku tidak diijinkan ikut, alasannya tidak bisa jalan cepat di pematang sawah. Padahal waktu itu aku ingin sekali jadi bagian geng abang.

Mereka pergi menyusuri pesawahan yang masih gelap gulita dengan membawa lampu teplok (lampu dari kaleng bekas yang dikasih sumbu dari kain bekas). Tanpa rasa takut mereka semangat menyusuri sawah. Target mereka pagi itu adalah pohon mangga yang ada di tengah sawah milik orang Pasar Empat di sebelah kampungku. Sebenarnya pemiliknya selalu mengizinkan kami mengambil buah mangganya di sore hari sepulang sekolah, tapi sepertinya berburu jadi aktivitas menantang sekaligus menyenangkan bagi anak- anak di kampungku. Pemiliknya juga tidak pernah marah tentang anak-anak yang memburu buah mangganya.

Abang dan temannya akan rebutan mengumpulkan buah mangga yang berjatuhan. Siapa cepat pasti dapat banyak. Biasanya abang dan gengnya akan pulang sebelum bapak bangun. Misi mereka sebenarnya hanyalah untuk mencari siapa yang paling hebat. Jika dia dapat mangga paling banyak, maka dukukuhkan menjadi ketua geng untuk bermain di sore hari dan menjadi ketua pencarian mangga di hari berikutnya.

Aku selalu menunggu abangku pulang dengan membawa buah mangga yang banyak. Senang rasanya saat melihat banyaknya hasil tangkapan abang. Eh iya, Abangku pernah mendapat mangga sangat banyak, kira-kira satu karung beras E20 kiloan. Abangku bingung mau disimpan di mana dan siapa saja yang dikasih soalnya bakal perang dunia jika ketahuan sama bapak. Akhirnya mangganya disembunyikan di belakang rumah dekat kandang ayam. Buah mangga rencananya akan dibagikan ke adik- adik kecil setelah pulang sekolah. Abangku sangat senang saat adik-adik makan mangga pemberiannya dengan gembira.

Santi Lastri
Pengurus Yayasan Bidang Umum Tenera



Genre:

Tema: