Fallco
Sejak kecil saya memelihara sapi. Jumlahnya ada 11 ekor. Tiap hari saya cari rumput untuk makan mereka. Minumnya dari mamak, tiap hari lah kami bahu membahu membesarkan 11 sapi di rumah. Kami rawat terus sampai semuanya dewasa.
Nah setelah besar sembilan ekor dijual. Soalnya mereka ini nakal, jadinya dijual. Sapiku sisa dua ekor. Aku nasihati mereka, jangan nakal kalau tidak mau dijual. Mereka menurut, tidak bandel. Aku tidak kesulitan menggembalakan mereka. Karena mereka tidak bandel, aku carikan rumput terenak untuk dimakan.
Pekerjaan mencari rumput lebih ringan juga sih dibanding sebelumnya. Waktu jumlahnya masih 11, aku bisa berjam-jam mencari rumput. Beda dengan sekarang yang lebih santai mengaritnya.
Suatu hari aku cemas bukan main karena sapiku cuma ada satu di pekarangan. Bapak juga ikut cemas karena sapiku yang betina itu sedang hamil besar. Tahu-tahu terdengar lenguhan dari semak-semak. Ternyata dia melahirkan di sana. Anaknya lucu sekali, mungil dan imut-imut. Aku beri nama anaknya itu Buntung.
Nama itu terlontar begitu saja pada saat itu. Bapak yang mulanya sedikit aneh dengan nama itu akhirnya setuju juga. Yak sekarang sapiku ada tiga dan akan aku rawat sampai besar.
Genre: Nonfiksi
Tema: Ternak