Aku Tidak Mau Temanku Seperti Cicak Kering

Berni Lius

Teman baik
Ilustrasi by pinimig

Saat pertama kali masuk SD, aku tidak senang punya teman. Buatku waktu itu teman seperti musuh. Tapi sejak aku naik kelas dua aku baru tahu kalau teman itu bukanlah musuh karena bisa saling membantu dan bermain bersama. Saat di kelas dua anak-anak kelas sudah punya teman lalu aku pun mulai mencari teman. Mulanya tidak ada yang mau berteman denganku karena waktu kelas satu aku selalu mengejek mereka dan tidak mau berteman. Di situ aku merasa sedih.

Aku mendapat teman di hari kedua masuk kelas. Aku ingat betul kejadiannya. Pagi itu saat sedang melamun, ada empat orang yang mendatangi mejaku lalu mengajakku bermain. Aku senang sekali tapi pas mau main bel masuk kelas berbunyi. Aku kesal harus menunggu sekolah selesai untuk bermain. Huh!

Teng!!Teng!!Teng!! akhirnya bel yang aku tunggu berbunyi. Aku bersama empat orang itu pulang bersama dan di perjalanan kami baru kenalan. Nama mereka Reizal, Ari, Ilham, dan Aji. Aku senang sekali karena aku sudah punya teman. Dalam hatiku riang sekali. Sebelum kami pisah di perjalanan aku mengajak mereka main sore.

“Woooi..nanti tunggu aku di lapangan jam empat sore ya,” kataku yang serentak mereka jawab iya. Aku tambah senang.

Tapi pas sampai rumah aku malah bingung sendiri. Nanti aku mengajak mereka main apa enaknya. Aku tidak mau mengecewakan mereka yang sudah mau berteman denganku. Lihat nanti lah, pikirku. Lebih baik aku makan lalu tidur siang daripada memikirkan hal berat begitu. Mataku tidak mau meram ternyata. Masih kepikiran buat main apa. Daripada aku ketiduran lebih baik aku menunggu jam empat di depan jam dinding rumah. Aku lihat terus jamnya sampai jarum pendeknya jam empat tepat.

Pas jam empat tepat aku segera menuju lapangan. Aku tidak mau telat dan membuat temanku menunggu  di cuaca yang panas seperti itu. Aku tidak mau temanku seperti cicak kering yang diam mematung menunggu. Kasihan kan seperti cicak yang mau mati, badannya kurus kering karena kepanasan.

Sesampainya di sana ternyata temanku membawa bola dan kami pun bermain bola. Ada yang jatuh, kami tertawa terbahak-bahak. Saat ditertawai tidak ada yang marah lho, malah senang karena bisa bikin teman-temannya bahagia. Ada yang celananya sobek pas menendang bola, terpeleset, atau luput menendang penalti. Kami tertawain semua sampai akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing.

Berni Lius
Kelas IV SD



Genre:

Tema: