Andai Tak Pacaran, Mungkin Pak Tonggo Masih Jaga Wartel

Tonggo

Dok Wikihow

Sejak kecil saya tidak pernah bercita-cita sebagai guru. Waktu kecil ditanya ingin jadi apa, jawabannya selalu tentara. Tetapi apa daya, keinginan tidak selalu jadi nyata.

Setelah SMP saya mau melanjutkan pendidikan ke SMK. Kebetulan saat itu saya sangat menyukai barang-barang yang berhubungan dengan listrik dan elektronik. Jadi niat saya di SMK ingin mengambil jurusan elektronika.

Keinginan sudah sangat kuat waktu itu ditambah dengan dukungan dari teman-teman dekat saya. Tetapi di daerah saya SMK Negeri hanya ada satu, sehingga persaingan ketat. Di sisi lain saya kemampuan akademis saya biasa saja. Jadi saat pengumuman penerimaan siswa baru di SMK itu saya tidak lulus akibat kalah NEM..

Saya takut mendaftar ke SMK swasta karena biayanya mahal, terlebih orangtua kurang mampu. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di SMA. Walaupun  akhirnya swasta, tetapi biayanya tidak semahal yang saya perkirakan. Saat duduk dibangku SMA bidang akademik saya juga biasa saja. Saya memilih jurusan  IPA waktu itu dan nilai saya tinggi. Cita-cita saya masih tetap yaitu jadi tentara. Semangat bertambah karena beberapa teman juga punya cita-cita serupa.

Setelah tamat SMA kami sudah menyiapkan berkas pendafaran, tapi saya tersangkut masalah biaya waktu itu. Sehingga saya ketinggalan dari teman-teman saya. Ada yang berhasil dan ada juga yang gagal.

Akhirnya saya memutuskan untuk merantau. Di daerah saya itu hal lumrah bagi anak-anak yang baru tamat sekolah. Tetapi merantaunya masih tinggal bersama keluarga di luar kota. Saya diberi pekerjaan menjaga warung telepon atau istilah populernya adalah wartel. Sekitar tahun 2000an wartel masih sangat populer karena handphone belum banyak dan masih mahal.

Satu tahun bekerja, saya ditawari kuliah oleh keluarga tempat tinggal saya itu. Kebetulan tempat kuliahnya dekat dengan tempat tinggal, jadi saya masih bisa sambil kerja setelah pulang kuliah. Saya juga tidak memberitahukan kepada orangtua kalau kuliah. Saya masuk Fakultas Pendidikan  di jurusan Bahasa Indonesia.

Saya sempat mau berhenti karena sudah malas kuliah. Tetapi berkat dukungan seseorang yang waktu itu saya sebut pacar, akhirnya saya kembali masuk kelas.

Akhir tahun 2008 saya lulus. Waktu itu suasananya sedikit dramatis karena saya baru memberitahu orang tua saat sudah mau wisuda. Lepas wisuda saya kembali pulang kampung. Tahun 2009 saya diterima menjadi guru SMA Tenera. Mata pelajaran yang harus saya ajar adalah Geografi dan Sosiologi sehingga harus belajar lagi dari awal dan puji Tuhan sampai saat ini saya bisa menjalankan amanah.

Dari cerita ini, saya mau menyampaikan kepada anak-anak didik saya bahwa banyak hal yang kita inginkan tidak selalu sama dengan kenyataan. Tetapi sepanjang kita berusaha menyukai dan menyesuaikan diri kita dengan hal tersebut, saya yakin kita pasti mampu menjalaninya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori