Bekti Satiani
Beberapa hari lalu di dekat rumahku ada tetangga yang meninggal. Tetangga lainnya berinisiatif membuat yasinan 1000 hari mendoakan almarhum. Semua sibuk bergotong royong memakai masker dengan berbagai motif. Kegiatan berjalan dengan aman dan lancar.
Pasti pembaca bingung, kenapa di tengah situasi seperti ini masih ada saja yang nekad kumpul-kumpul, yah namanya di desa masih saja ada walaupun sudah banyak imbauan untuk tidak berkerumun. Di sini juga, semua diberi batas waktu yang terbilang singkat dan tidak berlama-lama untuk yasinan.
Di desaku ada ibu-ibu yang sering membawa anaknya yang masih Balita ke mana-mana. Sebut saja namanya Lola. Ibu Lola berkata ke anaknya sebelum makan cuci tangan dulu yang bersih agar tidak berkuman. Anak pintar dia itu karena menuruti perkataan ibunya. Setelah mencuci tangan disantapnya gulai ayam kampung bersama paha ayam besar yang diberi ibunya.
Keesokan harinya ibu si Lola ini membantu yasinan 1000 hari di tempat tentangga. Seperti biasa Lola Si gadis kecil cuci tangan sebelum makan dan semua berjalan aman-aman saja. Hari selanjutnya jadwal yasinan di rumah Haji M dan Mbak Ning. Ibu Lola disuruh membantu lagi untuk acara masak memasak, perkara urusan dapur ibunya di Lola jagoan deh pokoknya. Lola selalu mencuci tangan sebelum makan dan lagi-lagi dapat ganjaran paha ayam besar dari ibunya.
Saat penyebaran Covid makin besar, hampir setiap rumah di desaku menyediakan tempat cuci tangan. Ada yang pakai ember saja, ada pula yang membuat padasan tempat berwudhu di depan rumah masing-masing. Hari itu Lola bermain ke rumah si A karena libur sekolah. Ibu si A minta Lola cuci tangan dulu sebelum masuk rumah. Lola senang sekali, di pikirannya setiap selesai mencuci tangan ia akan mendapat makanan enak seperti sempol daging ayam yang lezat.
Ela dalah ternyata Lola tidak mendapat makanan lezat seperti yang dibayangkannya. Ibu si A sebenarnya takut jika tiap orang yang main dengan anaknya tidak bersih. Lola pun pulang dengan wajah dan hati kecewa serta kesal. Sore harinya Lola diajak temannya yang lain bermain layangan di lapangan dekat rumah. Setelah kecapaian mereka berdua pulang kerumah si B yang pamer bahwa ibunya membuat agar-agar buah naga yang enak sekali.
Lagi-lagi sebelum masuk rumah Lola dan si B disuruh mencuci tangan. Lola berharap ibu si B memberi agar-agar buah naga yang lezat itu. Sayangnya Lola tidak diberi apa-apa dan ia kembali kecewa. Keesokan harinya ibu Lola datang ke rumahku karena ada urusan dengan ibuku. Sebelum masuk, Lola disuruh cuci tangan sama ibunya. Ia langsung berlari pulang ke rumah sambil berkata, “Ke mana-Mana disuruh cuci tangan. Ta kira mau disuruh makan, taunya enggak,”
Genre: Nonfiksi
Tema: Covid-19