Bagi Kami Kayu Bakar adalah Benda Terpenting di Dunia

Surya

Dok.Wikihow

Aku bersama keluarga gotong royong membersihkan rumah saat hari libur. Tugasku menyapu kolong rumah agar bersih. Setelah itu aku membantu mencuci piring lalu membilas pakaian. Aku tidak lupa menyikat sepatu sekolah yang sudah kotor itu agar terlihat masih pantas dipakai.

Beres soal cuci mencuci aku kembali ke kamar. Ada tugas sekolah yang sudah menunggu. Butuh waktu satu jam untuk mengerjakannya, termasuk tulisan ini. Cukup melelahkan juga, kerongkonganku kering sekali rasanya. Aku menuju dapur tetapi air minum habis sehingga harus merebusnya terlebih dahulu.

Sambil menunggu matang aku diajak bapak mencari kayu bakar ke Beringin karena stoknya habis di dapur. Bagi kami kayu bakar adalah benda terpenting di dunia. Kalau tidak ada kayu bakar kami tidak bisa makan dan minum. Kami bisa mati.

Di Beringin banyak sekali kayu bakar. Kami bagi tugas, bapak memotong sementara aku mengambil lalu menyusun kayunya. Tumpukkan kayu kami bawa pulang tanpa kurang satu batang. Sampai rumah air sudah masak sehingga kami membasahi tenggorokan yang sudah kemarau ini.

Setelah itu aku mandi karena mau ke pasar untuk cukur rambut. Sudah mulai panjang rambutnya, tidak enak dan panas rasanya. Biar rapi juga ketika masuk sekolah.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga