Bang, Paskibra Boleh Bernapas?

Ilham

Dok.Intanfebrianisajidah

Saat upacara bendera aku berangkat bersama Bang Rangga. Kami pergi pagi-pagi sekali karena Bang Rangga jadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Sampai di sana ternyata sudah ada teman-temanku yang datang. Mereka sepertinya berangkat lebih pagi dari kami. Lalu aku bergabung dengan teman-temanku dalam barisan. Duh saat upacara dimulai kami tidak boleh bicara. Aku tegak (berdiri) lama sekali di bawah panas matahari yang mantap sekali, seperti dipanggang rasanya.

Aku lihat Bang Rangga, wah ternyata lebih tegak dia. Paskibra SMA Tenera sangat bagus sekali. Gerakan mereka juga kompak. Sama kompaknya dengan para penari yang tampil setelah upacara. Ada adik Bang Rangga di tengah para penari itu. Saat sudah selesai upacara aku ajak Bang Rangga pulang tapi katanya belum boleh pulang. Aku tunggu lama baru akhirnya kami pulang.

Nah di tengah jalah aku tanyai Bang Rangga soal upacara tadi. Penasaran sekali aku sama Paskibra apalagi setelah melihat Bang Rangga.

“Seru tadi Bang jadi pengibar bendera?” tanyaku.
“Seru lah,” jawab Bang Rangga.
“Bang benar tidak jadi Paskibra itu tidak boleh bergerak, tidak boleh bernapas?”
“Wahahaha, kalau tidak bernapas matilah aku. Tapi benar, yang boleh bergerak hanya mata saja”
“Lalu bagaimana kalau mau tengok belakang, mata kan tidak bisa pindah Bang, di depan saja letaknya,” sergapku karena masih penasaran.

Bang Rangga cuma tertawa saja mendengar pertanyaanku itu. Aku masih penasaran tapi sudah tidak mau bertanya lagi soalnya rumah kami sudah dekat dan perutku mulai lapar lagi.

Ilham
SD Tenera



Genre:

Tema: