Wiwin
Di masa seperti sekarang ini liburan yang paling berfaedah adalah berkumpul di rumah saja dengan keluarga. Paling aman memang di rumah sendiri sih dariapda keluar rumah bertemu orang yang tidak pasti kesehatannya. Di masa pandemi kesehatan harus jadi nomor satu. Bersenang-senang adalah upaya menjaga kesehatan itu.
Namun bersenang-senang yang bagaimana itu ukurannya masing-masing. Buat saya bersenang-senang banyak caranya, tidak harus dengan menghamburkan uang. Tidak perlu gengsi di rumah saja. Kata ‘gengsi’ memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Apalagi melihat banyak postingan teman-teman yang sudah bergerilya ke mana-mana saat liburan.
Postingan itu kadang bikin iri, membuat hati iri. Apalah daya saat ini menahan keinginan hati yang dari dulu sudah biasa menjadi korban gengsi, hidup ingin berisi tetapi kenyataannya kantung tak ada isi. Kalau sudah begini yang ada menyemangati diri sendiri agar tidak terjebak gengsi.
Pelajaran hidup yang penting buat saya adalah kalau mau bersenang-senang harus penuh rencana, jangan sampai kebablasan. Jangan sampai senang itu hanya sesaat tetapi penderitannya jangka panjang, seperti utang ke Bank itu lah. Makanya jangan hutang ke bank ya, jangan seperti saya yang sekarang menikmati bunganya.
Genre: Nonfiksi
Tema: Sosial