Apriyanti
Liburan kemarin berkunjung ke rumah saudaraku di kota Palembang. Sekitar satu minggu kami berada di kota itu. Kami jalan-jalan bersama, salah tempat yang kami kunjungi adalah Water Park OPI, taman bermain air terbesar di sana.
Jarak rumah saudaraku ke Water Park OPI cukup jauh. Setelah satu jam perjalanan, barulah kami sampai. Tiket masuknya Rp100 ribu tetapi kami mendapat diskos liburan sehingga hanya membayar Rp45 ribu. Seorang karyawan menunjukkan tempat meletakkan barang dan ruang ganti.
Aku berjalan mengelilingi water park. Aku kagum karena tempatnya bersih dan rapi. Di water park ini disediakan kolam renang dangkal sehingga aman untuk anak-anak. Ada pula taman air dengan pancuran, menara bak tumpah, terowongan, kolam arus, seluncuran berkelok, dan tangga air. Semua menarik mataku terutama kolam arus.
Sebelum masuk ke kolam arus aku dan ibu diberi pengarahan oleh karyawan. Pada kolam arus disediakan ban karet seperti perahu kecil. Aku mengambil perahu kecil lalu duduk bersama ibu kemudian petugas kolam mendorongnya ke arah kolam arus. Seru sekali, aku dan ibuku sampai teriak karena terbawa arus kencang.
Di depan ternyata anak-anakku sudah lebih dulu masuk kolam arus. Mereka menggerakan perahu dengan cepat. “Hati-hati Ma, ada terowongan!” teriak anakku. “Ya, ya, di mana terowongannya?” tanyaku.
Belum sempat anakku menjawab kami sudah masuk terowongan. Saat perahu kecil masuk ke terowongan, terasa sekali udara panas dan sedikit gelap. Ibuku teriak ketakutan. “Aduh gelap, dorong yang kencang Nak,” kata ibuku. Akhirnya aku turun mendorong perahu dengan sesekali berenang menggerakkan kaki.
Tiba-tiba dari arah belakang ada perahu melaju kencang menumbur perahu kami. “Bum! bum, bum, bum” suaranya cukup peras. Perahu kami oleng, ibuku nyaris jatuh. Dia marah besar pada tiga remaja yang menumbur kami.
Mereka ketakutan lalu minta maaf. Mereka juga turun membantu perahu kami untuk bergerak ke tengah kolam. Dengan jantung yang masih degdegan kami akhirnya tiba d iujung kolam arus. Aku dan Ibuku segera turun dari perahu menuju pinggir kolam. Kami beristirahat sebentar pada tempat yang disediakan lalu menuju ke menara air yang dilengkapi bak tumpah.
Pokoknya satu harian bersenang-senang dengan air. Semua senang dan puas di water park. Tak terasa sudah pukul jam lima sore batas waktu berenang di sana. Kami pun pulang.
Genre: Nonfiksi
Tema: Liburan