Cerita Ramadan Para Muridku

Juminem

Gambar oleh Nayla

Bulan yang ditunggu telah tiba. Seluruh umat Islam menyambut dengan gembira. Bukan orang muslim saja, tetapi orang non muslim juga ikut senang karena mereka dapat menikmati menu-menu takjil yang dijual setiap sore.

Seperti biasa, menyambut bulan puasa ada libur sekolah. Anak-anak sangat senang mendengarnya. Begitu juga dengan guru karena malam sahur pertama bahagia bila bisa kumpul dengan semua anggota keluarga. Aku juga sangat bahagia karena anak-anak pulang agar bisa sahur pertama di rumah.

Hari kedua bulan puasa kami masuk sekolah. Suasana agak beda karena anak-anak mengurangi kegiata. Satu per satu cerita kalau mereka puasa. Ada yang mengaku kuat sampai sore. Namun rata-rata cerita baru kuat setengah hari.

Waktu belajar mengajar dikurangi lima menit selama bulan puasa sehingga anak-anak pulang lebih cepat. Mereka sangat senang karena sampai rumah bisa berbuka.Hari berganti hari anak-anak selalu cerita tentang puasanya tetapi selalu ada yang mengeluh kehausan. Namanya anak baru belajar puasa wajar saja begitu.

Pada suatu hari aku mengumumkan pulang sekolah lebih lama dari biasanya karena ada kegiatan keagamaan. Tiba-tiba seorang anak menangis lalu bilang tidak bisa buka puasa kalau tidak sampai rumah jam duabelas siang.

Sambil menyeka air matanya saya bilang mereka harus mulai terbiasa pulang lebih siang. Setelah itu ruang kelas rebut. Mereka serentak bilang, “Bu haus Bu..Haus Bu.”



Genre: Nonfiksi

Tema: Ramadan