Berni Lius
Setelah bagi rapor SMP Tenera libur selama dua minggu. Sepanjang tanggal merah keluargaku sepakat liburan ke Padang. Aku menolak ajakan ibuku karena mau liburan di rumah sendirian. Keluargaku berangkat 24 Desember, satu hari sebelum Natal. Tanggal 25 Desember Oom-ku datang ke rumah. Dia mengajak liburan ke rumah kakek.
“Ber, mau ikut ke rumah kakek enggak?” ajak Oom-ku.
“Mau ngapain om?,” tanyaku penasaran.
Om mau aku tahun baruan di rumah kakek. Aku malas sebenarnya namun karena om setengah memaksa aku menurut saja. Jadilah aku liburan ke rumah kakek dan di sanalah kisah itu bermula.
Sesampainya di sana aku melihat cewek cantik duduk sendirian di kursi rebah kakek. Cewek itu melirik ke arahku terus. Aku balas lirikannya. Matanya membuatku tertarik padanya. “Asallamualaikum kakek,” sapaku di depan pintu rumahnya, biar terkesan sopan di depan cewek cantik itu. Kakekku membalas salam lalu memintaku masuk ke dalam rumah.
“Di sini saja kakek, enak, sambil melihat ‘pemandangan’,” jawabku.
Biarlah salamku saja yang masuk rumah. Aku ingin di luar saja, duduk di belakang cewek cantik itu. Daripada cuma lirik-lirikan, aku beranikan diri menegurnya. “Halo cantik, boleh kenalan?” tanyaku genit dengan sedikit canggung. “Namaku Ria, kamu siapa?” jawabnya singkat sambil berbalik ke arahku. Setelah perkenalan dan basa-basi selesai tiba-tiba dia mengajakku main catur.
Ternyata Ria yang mengajakku catur enggak bisa main catur. Dia malah memintaku mengajarinya catur. Sambil curi-curi pandang aku ajari dia bermain catur sampai lama sekali hingga larut malam. Setelah itu aku pulang ke rumah lalu tidur sambil tersenyum.
Genre: Nonfiksi
Tema: Cinta