Leni Murtiani
Sejak sekolah tatap muka diliburkan akibar pandemi, banyak guru dan orang tua murid yang mengurangi kebutuhan sekunder demi membeli kuota internet. Betapa pentingnya kuota internet sekarang untuk pembelajaran dalam jaringan (daring). Tapi saat belajar lewat internet selalu cemas jika sewaktu-waktu kuota habis.
Anggaran untuk beli kuota setiap bulannya jadi bertambah. Aku galau tingkat dewa karena dihadapkan pada pilihan sulit: kuota atau lipstik. Aku tidak mau dua-duanya meninggalkanku tapi harus memilih salah satunya karena situasi sekarang tidak mungkin bisa memiliku keduanya. Aku bingung karena mereka sama-sama berarti dalam hidupku. Aku berpikir keras lalu mulai mengupas baik buruknya membeli lipstik dan kuota.
Kebahagiaan seorang perempuan itu sederhana saja. Lipstik, bagiku, salah satu hal yang bisa membuat hatiku berbunga-bunga. Lalu aku bayangkan soal kuota internet. Kalau beli kuota internet, aku mudah menyampaikan materi ke murid-muridku. Dapat menyalurkan kebaikan ke semua orang, yah minimal yang ada di kontak atau sosial mediaku. Terus aku bandingkan kuota internet dengan lipstik. Aku pikir-pikir, lipstik ini hanya untuk kesenanganku sendiri, dia tidak bisa berbagi dengan banyak orang.
Galau membeli lipstik atau kuota internet itu bukan persoalan receh. Ini masalah yang cukup rumit lalu harus diputuskan dengan bijaksana sesuai kebutuhan saat ini. Aku akhirnya memilih kuota internet karena selain untuk berbagi, bagiku kebutuhan dan keinginan itu berbeda. Hiks.
Genre: Nonfiksi
Tema: Covid-19