Gotong Royong Mencukur Rambut

Jamalia

Dok Wikihow

Pembelajaran daring alternatif mengurangi penyebaran Covid-19 yang sedang naik-naiknya ini. Namun sebagai orang tua yang punya tugas dan pekerjaan sendiri, cukup terbebani ketika menemani anak belajar di rumah.

Tugas kami bertambah, tidak lagi memantau tapi kini juga mengajari sekaligus mengawasi anak belajar seperti para guru di sekolah. Kadang nasihat guru lebih sakti daripada orang tua sendiri.

Anak saya selalu punya alasan untuk menunda mengerjakan tugas-tugasnya selama belajar di rumah. Ada saja alasannya yang bikin kami memutar otak untuk membujuknya. Ardan, anak kami pernah bilang tidak mau mengerjakan tugas karena rambutnya sudah panjang. Dia baru mau mengerjakan tugas bila rambutnya sudah dipangkas.

Orang sepuh sering bilang percayakan pekerjaan pada ahlinya. Namun situasinya belum memungkinkan karena di saat Covid-19 masih mewabah seperti ini kami sebagai orang tua sangat khawatir bila memangkas rambut di luar rumah. Bisa-bisa tertular karena tempat pangkas rambut bisa dikunjungi siapa saja. Tapi demi pendidikan Ardan, dengan terpaksa kami yang nol pengalaman ini memangkas rambutnya.

Bapaknya Ardan yang pertama kali mencobanya. Suami saya memangkas dengan hati-hati, tangannya saja sampai gemetar. Hasilnya dilihat-lihat kok malah tidak rapi jadi di hari berikutnya saya yang mencukur rambut Ardan sambil menahan gemetar.

Pada akhirnya kata orang-orang sepuh benar, di tangan kami rambut Ardan hampir habis, tidak sesuai dengan keinginannya. Tapi kami malah tertawa terbahak-bahak melihat potongan rambut model gotong royong yang kami pangkas itu. Kepalanya nyarus botak, wajahnya lucu pula hahahaha.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga