Menti Sinaga
Ada seorang pengajar yang dijuluki guru galak. Dia mengajar matematika di SMP. Aura negatifnya selalu membuat murid-muridnya ketakutan. Banyak yang bilang galaknya seperti kompeni di zaman penjajahan, ada juga yang bilang seperti serigala. Memang ada baiknya guru itu galak demi mendisiplinkan sekaligus menanamkan karakter pada murid, biar mereka ada rasa hormat sedikit. Bukan seperti sekarang ini di mana rasa hormat murid terhadap guru jauh berkurang dibanding zaman dahulu.
Suatu hari guru galak itu ngobrol dengan seorang wali murid pada jam istirahat di taman sekolah. Saat mereka sedang asyik bertukar cerita, tiba-tiba seekor katak melompot ke kaki pak guru galak. Dia langsung menjerit minta tolong sambil berlari terbirit-birit menuju kantor.
Si wali murid kebingungan melihat peristiwa ajaib itu. Guru sangat yang ditakuti warga sekolah itu bisa teriak seperti orang kesurupan lalu lari secepat kilat karena disambar katak. Guru-guru di kantor tidak kalah heran. Tidak biasanya pak guru galak bertingkah ganjil seperti itu.
Pak guru galak cerita kepada teman guru bahwa sebab dia menjerit karena katak melompat ke kakinya. Teman-temannya pun tertawa terbaha-bahak sampai ada yang terkencing-kencing mendengarkan penjelasannya. Bukan mereka merasa kasihan malahan menjadi bahan tertawaan.
Saat itu pak guru galak dan teman-teman guru tidak sadar bahwa ada seorang murid yang menguping penjelasannya. Nama murid penguping itu adalah Malang. Keesokan harinya Malang membawa katak ke kelas untuk menakuti pak guru galak. Andai saat mengajar galaknya kumat, Malang tidak akan ragu melemparkan katak itu ke meja guru di kelas. Malang menaruh katak itu dalam toples berlubang udara. Sudah dua minggu katak itu menemani Malang belajar di kelas hingga menarik tanya guru galak itu.
“Malang, mengapa kamu dalam dua minggu ini selalu bawa katak ke dalam kelas?”
“Bapak kan takut sama katak, kalau bapak selalu marah-marah sama kami nanti katak ini kami taruh di atas meja bapak,” ancam Malang.
Pak guru galak pucat, wajahnya laiknya serigala yang bertemu pemburu bersenjata lengkap. Ia berpikir andai katak si Malang itu melesat ke tubuhnya alangkah memalukan responnya nanti. Pak guru galak pun lantas menyadari bahwa perilakunya di kelas sudah keterlaluan. Pak guru galak pun menyesal lalu pelan-pelan mengubah sikapnya. Ternyata takut bukan sekadar mekanisme untuk bertahan hidup. Takut juga bisa mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Genre: Fiksi
Tema: Sekolah