Hampir Dibacok Abang-abang Bersabit

Juliyan

Dok.Wikihow

Hari itu aku ingin pangkas rambut di luar Agricinal. Muring dari Agricinal cukup jauh menggunakan motor tetapi karena keinginan sudah begitu kuat, aku bodo amat dengan jarak lalu mengajak tiga temanku untuk membersamai sepanjang kalan.

Singkat cerita kami berangkat dengan hati riang. Kami jalan pelan-pelan begitu sampai di jalanan aspal, tepat setelah keluar dari area perkebunan. Kami berpapasan dengan abang-abang pengendara motor yang membawa sabit lalu menegurnya dengan hangat. Abang-abang itu sepertinya hendak mencari rumput di area Agricinal.

Saat kami sudah memunggungi abang itu seorang kawan dalam rombongan mencari masalah. Tiba-tiba ia meneriaki abang itu lalu memberikan jari tengah. Tak disangka orang itu memutar balik motornya lalu mengejar sambil mengacungkan sabit, seolah hendak memenggal kepala kami.

Kami panik setengah mati lalu tancap gas. Setelah melewati tikungan kami bersembunyi di belakang mobil yang diparkir di pinggir jalan. Kawanku yang iseng itu gemetar sambil memegang kemaluannya, menahan kencing. Mungkin karena takut setengah mati. Setelah merasa cukup aman kami melanjutkan perjalanan ke Air Muring lalu pulang dengan selamat.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori