Harvard University Ternyata Benar-benar Ada

Sabrina

Dok.Wikihow

Alarm manual menyapu gendang telingaku tepat jam empat subuh. “Sasa bangun cepat udah subuh, salat dulu!” kata ibu sambil mengguncang bahuku. Begitulah kalimat andalan ibu tiap pagi.

Aku tidak bisa membantah karena ucapannya adalah mutlak. Aku segera mengerakkan tubuh yang sebenarnya masih enggan menjauh dari kasur. Demi menuruti ucapannya serta menunaikan ibadah solat subuh, aku paksa bangkit lalu mengambil air wudhu.

Aku beraktivitas seperti biasanya selepas salat subuh, membersihkan rumah, mandi lalu sarapan. Beres membantu ibu aku melakukan aktivitas yang sering dilakukan remaja pada umumnya, yaps melihat aplikasi tiktok sampai lupa waktu. Ketika matahari meninggi, mataku jadi berat.

Sepersekian detik kemudian aku sudah berada di sebuah tempat yang sangat asing. Aku merasa tidak pernah menginjakkan kaki di sana. Tempatnya sangat indah, hampir tiap orang yang berlalu-lalang menegurku dengan ramah. Di area itu aku melihat bangunan yang sangat megah. Aku terpukau melihat bangunan besar bergaya klasik itu. Saat itu aku sedang memegang sapu.

“DUARRRR!”

Sebuah kecelakaan terjadi di halaman bangunan megah itu. Seorang pengendara motor dipapah orang-orang menuju sebuah pohon besar yang mungkin sama tuanya dengan bangunan megah di belakangku. Mereka membantunya berdiri lalu mata kami bertemu. Ia mengangkat tangan, menyuruhku ke sana untuk mengambil tas.

Entah bagaimana, aku membongkar tas itu lalu menemukan diska lepas beserta laptop. Aku membuka laptop lalu membongkar isi diska lepas itu. Aku terkejut bukan main saat menemukan folder berisi ratusan foto.

Dalam sebuah foto aku melihat bangunan bergaya klasik seperti yang aku lihat bertuliskan Harvard University. Kampus idaman seluruh orang. Kampus dengan segala macam jurusan dan berisi mahasiswa-mahasiswa dari seluruh dunia.

Aku terbatuk-batuk hingga tenggorokan gatal. Sensasi itu membuat mataku terbuka. Ternyata peristiwa aneh tadi hanya mimpi. Sedikit mengecewakan sebenarnya. Teringat sedikit akan mimpi tadi aku segera membuka aplikasi Google lalu mengetik nama kampus dalam mimpiku.

Ternyata Harvard University benar-benar ada. Bangunannya persis seperti apa yang aku lihat dalam mimpi, bergaya klasik dan sangat besar sekali. Namun, kampus idaman itu berada di luar negeri, sangat jauh dari tempat tinggalku sekarang. Aku mulai membayangkan menjadi mahasiswa Harvard yang masuk lewat jalur beasiswa tetapi sepertinya mustahil bisa terwujud melihat letak universitas itu.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori