Hutan Kampung Kami Nyaris Dirampas Orang Asing

Diny Selly

Hutan
Dok Killian Scanberger

Kampungku terletak di sebuah desa yang jauh dari Kota. Lingkungannya masih asli dan asri. Penduduk kampungku sangat mencintai tempat tinggal dan lingkungan mereka. Mereka menjaganya sepenuh hati. Hidup rukun dan damai ciri khas penduduk kampungku. Aku sebagai anak kecil penduduk kampung sangat bangga karena tempat kami ini belum tercemar lingkungannya.

Di ujung kampungku terdapat sebuah tempat pelestarian hewan-hewan asli hutan kami. Hutan kami juga masih lebat dan banyak hewan langka di sana. Aku dan teman-teman bersahabat dengan hewan hutan ini. Mereka tidak pernah menyakiti kami ketika main sampai ke tengah hutan. Kami bahkan sering memberi makan hewan-hewan di hutan. Tidak ada rasa takut atau cemas sama sekali. Hampir setiap hari kami bermain bersama mereka di hutan.

Saat bermain di hutan, kami senang sekali karena udaranya bersih. Ada temanku yang sengaja bawa tikar ketika kami masuk hutan. Katanya buat tidur di sana soalnya sejuk sekali. Pernah suatu kali dia benar-benar tidur saat kami bermain. Dia bahkan masih tidur ketika kami selesai mengambil buah-buahan ke dalam hutan. Sore hari kami baru pulang dari hutan. Sebelum sampai ke kampung, kami lebih dulu duduk di tempat rahasia kami di pinggir hutan menikmati matahari tenggelam. Indah sekali.

Saat malam hari, udara tambah sejuk. Suara jangkrik jadi teman kami setiap malam di rumah masing-masing. Suasana malam sangat bagus sekali untuk belajar karena mudah konsentrasi. Meski penerangan kampung seadanya, kami sangat menikmati suasana hening dan sepi itu.

Hutan dan kampung kami pernah mau dibeli orang asing. Suatu pagi ada sekelompok orang asing yang datang ke kampung. Mereka membawa tas berukuran besar dan benda-benda aneh yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Tak lama kemudian datang tokoh masyarakat dari kampung kami menuju hutan kami. Melihat itu aku langsung lari mengikuti mereka dan ternyata teman-temanku juga melakukan hal sama. Di dalam hutan kami lihat orang asing itu mengambil gambar dari hewan-hewan yang mereka temui.

Kami juga menguping pembicaraan mereka. Kami dengar hutan itu akan dibeli oleh mereka. Hewan yang ada di hutan mau dipindahkan ke Bali sedangkan hutan akan diubah jadi penambangan batu bara. Mendengar hal itu kami pun pulang ke kampung dan mengisahkan pembicaraan mereka ke masyarakat. Penduduk kampung kaget bukan main. Setelah berembuk, penduduk kampung memutuskan akan mendemo pemerintah karena kami tidak setuju dengan rencana itu.

Esok harinya seperti yang sudah direncanakan kami bersama-sama demo di depan kantor pemerintah. Kami mengeluarkan semua argumen mempertahankan hutan dan menyelematkan hewan langka. Kami tidak mau kehilangan udara sejuk dan teman-teman di dalam hutan yang tiap hari kami beri makan.

Selang beberapa minggu kemudian akhirnya kampung kami mendapat kabar baik kalau pemerintah bersama orang asing membatalkan pembelian hutan dan pemindahan hewan. Kami senang dan bahagia karena masih bisa menikmati hutan hijau alami yang membuat kampungku istimewa.

Diny Selly Wulandari
SMA Tenera Bengkulu Utara



Genre:

Tema: