Jurus Meredakan Nyeri Sunat

Anonim

Hari sabtu saat liburan sekolah saya bangun pagi-pagi sekali. Belum gosok gigi dan sarapan saya baca komik dan main game. Habis itu mandi lalu pergi main ke luar rumah. Saya dan teman-teman berburu sarang burung dan mangga di pohon orang. Hari minggunya saya mengulangi aktivitas tapi saya main lebih lama, main bola sampai petang terus pulang ke rumah.

Selama dua hari itu saya dibebaskan main sama orang tua. Suka-suka main apa dan mau pulang kapan saja. Soalnya senin saya sudah tidak bisa main lagi karena akan disunat.

Senin pagi saya merinding membayangkan kulit saya disayat pisau tajam. Muka saya pucat, punggung basah, dan makin merinding ketika orang berpakaian putih itu datang menghampiri saya. Dokter bilang kalau disunat itu tidak sakit.

“Tarik napas dari hidung keluarkan dari mulut. Tarik yang panjang, keluarkan pelan-pelan biar lebih tenang,” kata dokternya.

Memang sih aku menjadi lebih tenang setelah mengikuti saran dokter. Aku berbaring lalu dokter membiusku terus dia mengajakku ngobrol. Nah, tiba-tiba dokternya bilang sudah selesai. Aku kaget betul, perasaan tadi masih ngobrol dan ternyata tidak sakit sama sekali.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba aku merasakan sakit di penisku. Lumayan bikin merinding lah sakitnya. Ternyata kata mama pas biusnya habis memang sedikit sakit. Terus aku hembuskan napas dalam-dalam biar sakitnya hilang dan ternyata memang berkurang. Kira-kira satu minggu kemudian aku sudah bisa jalan normal.



Genre: Nonfiksi

Tema: Kesehatan