Kabur Saat Mama ke Kamar Mandi

Mega

Istimewa

“Ayo sekarang kamu gunting. Mamak mau ke kamar mandi dulu,” kata saya yang dijawab anggukan kepala anak.

Beres urusan di kamar mandi saya bergegas menghampirinya. Dalam hati kecil saya yakin pasti dia sudah menyelesaikan tugas mengguntingnya. Tapi bayangan dalam kepala buyar ketika saya lihat dia tidak ada lagi di tempat. Karya kreatifnya tidak tersentuh. Darah langsung melesat ke kepala lalu saya panggil dia dengan suara keras namun tidak ada jawaban. Saya panggil lagi dengan suara yang lebih keras lalu dia menghampiri dengan wajah tidak berdosa.

Tidak ada ketakutan di wajahnya saat bertemu muka saya. Anak saya malah bertanya, “Oh sudah selesai dari kamar mandinya ya Mak?” lalu senyum-senyum seperti tidak terjadi apa-apa. Dengan suara yang agak meninggi saya tanya kenapa dia tidak melanjutkan pelajaran membuat karya kreatifnya. Eh, dia malah menjawabnya dengan santai.

“Ah nanti lah Mak. Susah sekali, capek Adek ini,”

Logat dan gaya bicaranya itu sebenarnya akan menaikkan emosi. Tapi entah kenapa emosi saya malah mereda. Saya nasihati dia bahwa sebagai pelajar harus bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru, bukan kabur ketika ada kesempatan.

Dari peristiwa itu bagi saya sebaik-baiknya kita mendampingi anak belajar di rumah, masih lebih baik para guru yang ada di samping mereka ketika belajar. Sebab anak-anak lebih patuh dan menurut pada guru. Semoga pandemi ini cepat berlalu agar anak-anak bisa kembali ke sekolah lalu belajar dan bermain di sana.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga