Keras! Surat Terbuka Bagi Fans MU dan Inter dari Liverpudlian

Tonggo

Saya tidak bisa diam begitu saja melihat perdebatan dua saudara saya Teguh dan Wiwin. Seharusnya kalian ini tidak perlu mempermalukan diri sendiri lewat tulisan yang berdebat tentang klub sepakbola favorit. Tapi karena kalian sudah terlanjur memulainya di ruang publik, saya harus turut campur untuk menengahi perang saudara ini.

Dok https://www.reddit.com/r/LiverpoolFC/comments/ecx3jg/our_new_anime_protagonist/

Berdebat tentang sepak bola memang tidak ada habisnya sama kalian berdua. Hanya panggilan istri yang bisa mengakhiri perdebatan tatap muka dengan kalian. Setelah itu kita akan kembali melanjutkannya di grup chat WA. Seperti akhir-akhir ini kita sedang membahas sebuah klub sepakbola dari Liga Italia yang memamerkan jersey baru tapi malah mirip taplak meja. Ada juga klub dari Liga Inggris yang tertatih-tatih mengejar zona Liga Champion, eh kipernya sibuk blunder.

Untuk saudara Teguh dan Wiwin, sebagai pendukung klub sepakbola sesama papan tengah kalian tidak perlu berseteru. Saya menyarankan sekali-kali kalian nonton bersama pertandingan klub-klub besar seperti Liverpool, klub yang baru memenangi gelar bergengsi: Liga Champion, Liga Inggris, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia antarklub. Memang sih, butuh waktu menjadi fans sepakbola yang dewasa seperti Liverpudlian. Meskipun klub kesayangan sudah meraih berbagai gelar tapi tetap kalem dan santai saja menikmatinya.

Untuk Intermilan-nya saudara Teguh. Saya pernah kagum pada klub sepakbola yang berasal dari kota Milan ini. Sekitar tahun 2006, waktu itu Inter meraih dua gelar Scudeto hibah dari Juventus. Bukan karena gelar atau permainannya saya kagum, tapi karena disana ada pemain idola saya dari Argentina yaitu Javier Zanetti.

Saya setuju sama saudara Wiwin bahwa dalam satu dekade terakhir klub ini sangat memperihatinkan. Selain mendapat pemain-pemain buangan murah, Inter sering dikacangi sama klub-klub seperti Lazio dan Atlanta. Statistik dan gaya permainan yang naik turun saya yakini membuat Interisti frustasi sehingga sering mengungkit gelar lama yang sudah usang. Semoga saja klub ini segera menemukan jati dirinya. Mendatangkan pemain kelas dunia seperti Messi bisa saja terjadi walaupun peluangnya sangat kecil.

Sekarang kita beralih ke klub MU kesayangan saudara Wiwin. Saya sempat iri dengan MU kala pemainnya diisi anak-anak muda. Itu antara tahun 2012 di era Ashley masih young. Tapi sampai Ashley sudah old pun klub ini tidak meraih gelar apa pun BAIK di Liga Inggris maupun Eropa. Klub ini juga pernah menampung pemain buangan seperti Alexis Sanchez dari Barcelona. Selain pemain, pernah juga mempekerjakan pelatih pecatan dari Chelsea. Saat ini seperti yang dibilang saudara Teguh, klub ini sedang tertatih masuk ke zona Liga Champion bersaing dengan klub sekelas Leicester.

Di saat itu pula kipernya yang diklaim sebagai kiper kelas dunia gemar blunder. Padahal Liverpool sudah memberi contoh, sekali saja kiper melakukan blunder langsung didepak. Melihat kondisi klub dan komposisi pemainnya saat ini saya tidak yakin klub ini akan bangkit.

Oh iya, dalam tulisan saudara Wiwin di Nyalanya yang berjudul ‘Total Piala Inter Bikin Ketawa’, saya melihat ada dukungannya agar Juventus meraih juara. Saya curiga dia belum bisa move on dari CR7 waktu di MU. Padahal sudah 10 tahun berlalu.

Saya semakin yakin dengan hal itu karena saudara Wiwin ini juga pernah menjadi fans terselubungnya Real Madrid ketika bertemu dengan Liverpool di final Liga Champion tahun 2018. Kala itu CR7 juga masih di Madrid. Saya tidak bisa membayangkan apabila tiba-tiba CR7 menerima tawaran Liverpool.

Akhir kata dari tulisan perdamaian ini, semoga covid-19 ini cepat berlalu. Setidaknya kita bisa ngopi bareng dan latihan lagi di ruang Akustik.

Kapan-kapan saya akan menunjukkan video gol-gol indah trisula Liverpool Sadio Mane, M.Salah, dan R.Firminho. Kalian juga perlu menikmati permainan indah dari T.Alexander-Arnold dan Andrew Robertson, serta sang tembok pertahanan Virgil Van Dijk. Mudah-mudahan klub kesayangan kalian bisa mengejar kebesaran Liverpool. You’ll Never Walk Alone.



Genre:

Tema: