Ketika Kampanye Tenera Diterapkan di Luar Sekolah

Bekti Satiani

Dok.Wikihow

Cuaca kembali cerah. Awan putih berarak-arakan menuju pegunungan meninggalkan lautan. Selamat datang kembali ke sekolah. Selamat beraktivitas dengan semangat baru serta bergembira. Sebelum kembali ke tengah-tengah warga Tenera yang menyenangkan itu, saya mau cerita sedikit tentang aktivitas liburan kemarin. Percaya nggak percaya, hamper sebagian besar aktivitas saya dipengaruhi kebiasaan-kebiasaan di sekolah Tenera.

Saya menyempatkan membaca buku selama liburan. Buku apa pun saya libas, dari novel, cerita pendek, buku resep makanan, sampai artikel sejarah di majalah. Waktu itu saya membaca buku ”Tarian dari 8 Suku Provinsi Bengkulu” karena penasaran dengan tarian gandai. Ibu saya pernah bercerita bawah PKK kecamatan Putri Hijau diajarkan menari gandai nenet untuk acara persembahan dan untuk suku adat pekal pada pesta pernikahan. Para ibu-ibu PKK Kecamatan Putri Hijau dilatih Sanggar Putri Lindung Bulan dengan seorang pelatih dari desa Talang Arah. Mereka juga melatih para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk perlombaan ke Arga Makmur tetapi kegiatan itu tidak ada lagi. .

Cerita itu membuat saya penasaran tentang tari gandai. Dari buku itu saya menemukan banyak sekali jenis tarian ganda, ada gandai nenet, pambak, pariaman, lampu, dan gmelinjung. Pakaian yang dikenakan adalah baju kebaya, kain panjang, samulung (selendang), sunting (hiasan kepala) diiringi musik edap (drum) dan sunai (alat musik tiup). Dalam buku tersebut dijelaskan pula kebudayaan suku-suku lain selain Pekal, seperti Suku Pasemah, Serawai, Lembak, Kaur, Enggano, Muko-muko, dan Rejang. Jika penasaran kita dapat membaca bersama di perpustakaan Tenera.

Saat liburan kemarin saya juga pergi ke dokter THT memeriksakan anak. Saya menggali informasi selengkapnya saat pendaftaran dibuka, mulai dari jam praktek, hasil pemeriksaan, sampai perihal obat dan tindakan yang bisa dilakukan saat bertemu dokter. Bertanya itu penting agar kita tidak tersesat.

Tidak sampai di sana, kampanye-kampanye dari sekolah Tenera lain yang saya praktikkan selama liburan anti-bullying. Nah yang ini penting sekali. Haram namanya merundung atau menghina sesuatu yang berbeda dengan kita. Waktu liburan, saya dan ibu bermain ke rumah tetangga. Mereka memiliki bayi berumur satu tahun lebih tetapi belum tumbuh gigi dan belum bisa jalan. Mereka memuji anak saya karena sudah tumbuh gigi dan bisa jalan. Respon saya biasa saja, tidak membanggakan atau memberi petuah untuk mempercepat pertumbuhan anaknya.

Lanjut ada kampanye Tenera Hijau. Soal hijau menghijaukan ini membuat saya tertarik. Saya menanam bibit cabe rawit, seledri, dan bayam bersama keluarga kecil. Bila tiap bibit tumbuh subur bisa digunakan sebagai sayuran kelurga alami, sehat tanpa pestisida tentunya. Kami menggunakan kompos kotoran ternak kambing dan sisa-sisa kulit bawang merah dan bawang putih dicampur cangkang telur yang ditumbuk sebagai pupuk tanaman. Mari menanam tumbuhan yang bermanfaat.

Kemarin saya membongkar celengan berbentuk Mickey Mouse kesayangan. Sebenarnya sayang membongkarnya tetapi saya sangat butuh dana darurat berobat anak ke dokter THT di Labora Bengkulu. Manfaat menabung sangat luar biasa karena dapat digunakan di saat genting bahkan untuk keperluan mendesak, daripada berhutang. Itulah yang Tenera ajarkan tentang menabung. Di tahun 2023 ini saya ingin lebih giat menabung. Walau sedikit lama-lama pasti akan penuh juga celengannya, untuk masalah nominal tidak perlu dibatasi yang terpenting niat menabungnya dulu hehehe.

Kampanye lain yang saya terapkan adalah 5 S yaitu senyum,salam, sapa, sopan, dan santun. Saya tidak hanya menerapkan perilaku itu di sekolah, dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat juga. Contohnya saat bertemu tetangga di pasar atau di jalan. Salam dan sapa bisa kita lakukan serta saat bertamu ke rumah tetangga atau kerabat. Sopan dan santun tetap kita jaga dan junjung tinggi.

Indonesia punya berbagai macam suku, budaya dan agama, untuk itu kita harus saling menghormati. Kita pun harus mempunya sifat toleransi akan perbedaan suku dan agama. Dengan saling bertoleransi dan menghargai maka perbedaan akan menjadi sesuatu yang indah.

Untuk kampanye yang terakhir: wajib helm saat berkendara masih banyak yang tidak melakukannya padahal punya manfaat besar. Helm melindungi kepala dari benturan jika terjadi kecelakaan (kita tidak pernah ingin hal itu terjadi), melindungi mata dari debu dan kotoran, serta dari terik matahari dan hujan. Bagi saya, perjalanan menuju tempat kerja dari rumah lumayan jauh maka memakai helm itu wajib.

Seperti kata pepatah sedia payung sebelum hujan yang berarti kita harus mempersiapkan sesuatu sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Siapa lagi yang akan menyanyagi diri kita jikalau bukan diri  kita sendiri. Ayo memakai helm saat berkendara baik jarak dekat maupun jarak jauh. Nah, itulah kampanye-kampanye yang ada di sekolah Tenera yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.



Genre: Nonfiksi

Tema: Sekolah