Kisah Mamah Muda: Untuk Mereka yang Takut Menikah

Rita Melda

Ilustrasi menikah (Dok Istimewa)
Ilustrasi menikah (Dok Istimewa)

Ketika SMA, saya pengikut aliran antimenikah muda. Waktu itu saya berpikir buat apa sih menikah muda? Buat apa mengorbankan masa muda yang indah. Dunia ini luas dan indah untuk yang punya jiwa berpetualang. Tapi begitu berusia 20 tahun saya mulai berbelok arah. Capek sudah kuliah. Capek melamar kerja. Jadilah aku perempuan lajang yang menghabiskan waktu di kamar mendengarkan musik lalu menghayal jadi artis. Hehehe

Waktu banyak persoalan di usia begitu (karena capek-capek itu tadi) saya putuskan menerima pinangan laki-laki paling ganteng sejagat. Ada rasa haru ketika saya menandatangani surat nikah yang resmi membuat status saya jadi istri orang. Niatnya cuma ibadah dan ingin hidup bahagia. Enggak mau mikirin yang macam-macam lagi.

Sebelum mengambil keputusan menikah muda di usia 20, banyak gangguannya. Tapi tekad saya sudah bulat. Banyak teman yang bilang kalau sudah menikah nanti enggak bisa jalan-jalan lagi. Saya jawab justru yang belum nikah itu yang kasihan, soalnya kalau mau jalan-jalan enggak ada yang kasih sangu. Terus ada lagi yang bilang kalau habis menikah pasti saya jadi gendut. Saya jawab lagi, banyak kok yang habis menikah tubuhnya masih bagus, Sophia Latjuba contohnya.

Saat ini saya merasa jadi orang paling bahagia karena keputusan menikah muda enggak salah. Setelah menikah saya juga masih bisa melanjutkan pendidikan. Sekarang saya bergelar sarjana pendidikan padahal pas saya kuliah juga disibukkan dengan kegiatan rumah tangga. Tapi semua berjalan lancar asal ada niat.

Untuk kamu yang mau memutuskan menikah muda, harus siap dengan rollercoster-nya kehidupan. Ini fase paling nikmat dan ajaib yang bakal dirasakan. Kehidupan bakal diwarnai berbagai kisah. Ada romantisnya, drama, kadang horor juga (apalagi kalau masih tinggal bareng mertua, asli ini horor banget). Masalah akan banyak datang, tapi selalu ada jalan keluarnya asal diselesaikan bersama-sama dengan suami tercinta.

Tapi, buat kamu-kamu yang memutuskan menunda pernikahan sampai mapan, enggak akan merasakan kenikmatan susah bareng-bareng. Merasakan nikmatnya tinggal di kontrakan, romantisnya jalan-jalan sore ke Pantai Panjang dengan sepeda motor butut yang selalu bikin pusing di akhir bulan. Keasyikan menabung uang recehan di tabungan ayam yang setiap bulan diangkat lalu ditimbang, sudah nambah berapa beratnya. Eeeeh, pas sekalinya dipecah cuma cukup beli panci dan dandang saja. Hahahaha…

Lalu, buat kamu yang berencana menikah dalam waktu dekat, selamat menyambut semua romantisme, kisah drama yang kadang horor itu, dan semoga bisa melewatinya. Selamat juga, paling tidak kamu sudah menghambat pertumbuhan jomblo yang makin meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Hehehe..

Salam dari Mamah Muda..

Rita Melda
Guru di Bengkulu Utara



Genre:

Tema: