Lebaran di Kampung: Main Layang-Layang Sampai Subuh

Fadly

Dok Djamandoeloe

Saat aku kelas 1 SD, aku puasa ke rumah Nenek di Bengkulu. Saat itu liburnya satu bulan, jadi aku puasa sampai lebaran di kampung. Rumah Nenek ada di kampung. Banyak sawah dan udaranya sejuk sekali. Saat sampai di sana aku langsung bertemu dengan adik Mama, yaitu Om Ari. Mama punya satu adik lagi, namanya Om Teguh. Om Ari orangnya baik dan lucu. Baru pertama bertemu, Om Ari mengajakku ke sawah untuk menjemput Om Teguh yang sedang main layang-layang bersama banyak orang yang lainnya.

Aku minta sama Om Ari mengajariku main layang-layang. Ternyata sangat sulit menerbangkan layang-layang. Satu Minggu belajar aku baru bisa. Pertamanya Om Ari memegangi layang-layang di atas kepala lalu menariknya dari tempat yang jauuuuuh sekali sambil lari-lari. Hampir setiap sore aku main layang-layang. Kalau sudah naik, benang layang-layangnya kami ikat di tiang boneka sawah dan akan kami turunkan habis Salat Subuh. Kadang layangannya hilang entah ke mana.

Selain ke rumah nenek, aku juga main ke tempat Mbak Selly dan Om Amri. Mereka masih keluarga Mama dan Papa dekat tempat nenek. Di rumah mereka aku melihat hewan peliharannya yaitu marmut. Marmutnya lucu sekali saat aku kasih makan setiap sore. Setiap subuh aku selalu maraton (lari) pagi sama mereka agar tubuhku sehat. Meski puasa aku senang lari maraton agar pas buka jam 12 siang nanti laparku maksimal dan bisa makan apa saja.

Keseruan lainnya pas Lebaran. Bersama-sama Nenek, Om Amri, Om Teguh, Om Ari, dan Mbak Selly kami membuat kue bersama-sama. Kami juga gotong royong membereskan rumah bersama-sama. Pas Lebaran kami Salat Ied di lapangan karena masjid di kampung tidak cukup. Kami pun saling meminta maaf dan keliling kampung.

Ikan Sepat ikan Patin, mohon maaf lahir dan batin.

Fadly, Kelas IV SD



Genre:

Tema: