Luka yang Menganga di Agricinal

Suripno

Agustus 2006 aku mulai bekerja di PT.Agricinal perumahan Afdeling Enam sebagai tenaga perawatan. Pekerjaan ini mengubah hidupku karena sebelumnya aku selalu minta uang kepada orang tua bila butuh sesuatu. Kini aku merasakan bagaimana perjuangan mereka mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku. Aku bekerja di bawah amarah matahari, kehujanan, dan kadang dimarah atasan. Berkat dukungan dari orang tua dan keluarga aku mampu menjalaninya.

Dok Wikihow dari via pinterest

Setelah selama satu tahun bekerja sebagai perawatan aku mulai dilatih memanen. Selama dilatih aku diberi peralatan gerobak, sapi dan egrek. Pelatihan hanya berlangsung selama satu bulan lalu aku diangkat menjadi pemanen tetap dengan no panen 01.13. Dua tahun jadi pemanen aku mendapat banyak dukungan dari personil Afdeling VI untuk ikut belajar menjadi kerani. Belajar dari pengalaman aku mulai menyisihkan gaji untuk membantu orang tua membiayai sekolah adik-adik di tenera.

Tahun 2008 aku dipertemukan dengan pasangan hidup. Kami menikah bulan Mei 2008. Istriku juga bekerja di Agricinal, dia membantu tenaga perawatan. Di tahun 2009 aku diangkat menjadi PJS Kerani menggantikan kerani yang keluar. Satu tahun kemudian saya dipindahkan ke Afdeling Empat. Di Afdeling Empat ini aku mendapat ujian dari tuhan. Anak pertama yang aku beri nama Fadil Adi Ramadhan meninggalkan kami untuk selamanya saat usianya belum genap dua bulan karena sakit.

Setahun kemudian istriku hamil lagi namun belum sempat kami mengasuhnya cobaan kembali datang. Bayi yang aku beri nama Tirta ini juga pergi menghadap tuhan karena keracunan air ketuban. Berat sekali cobaan Tuhan pada keluargaku ini. Dua anak laki-lakiku sudah menghadap Tuhan tanpa sempat aku aku rasai gelak tawa mereka. Kadang terbayang wajah mereka saat aku bekerja, mataku jadi mudah berkaca-kaca di saat aku mendengar suara tangisan anak kecil yang bermain di sekitar area kantor.

Dukungan dan motivasi datang dari rekan kerja dan perusahaan. Mungkin tanpa dukungan mereka aku sudah pergi dari sina. Setahun kemudian istriku melahirkan seorang anak perempuan yang kami beri nama Restu Rasya Wiji Aprilia. Namun di saat-saat aku merasakan kebahagiaan ini datang kembali cobaan. Ibuku meninggal dunia karena sakit. Dan yang paling aku sesali adalah tidak berada di sampingnya pada saat terakhirnya. Aku tak kuasa menahan air mata saat memangku memandikan jenazah ibu. Selamat jalan ibu semoga engkau di tempatkan di sisinya.



Genre:

Tema: