Makan Bekal Tante Diam-Diam

Berni Lius

Dok.IDN Times

Saat liburan kenaikan kelas aku dan keluarga pergi ke Pulau Nias. Di sana kampung halamanku, tempat dilahirkannya orang tua. Aku juga lahir di sana. Bahagia rasanya bisa ke kampung halamanku. Aku punya cerita yang tidak bisa dilupakan pas main ke sana.

Pagi-pagi aku bangun tidur. Saat bangun aku mencium aroma masakkan enak dari dapur. Aku langsung bangkit terus ke dapur. Aku lihat Ibu dan Tanteku sedang masak-masak, banyak sekali makanannya kubilang ke Ibu. Kata Ibu makanan ini buat bekal di sawah. Sepertinya seru nih makan di sawah, aku pun minta ikut dan ternyata dibolehkan.

Sampai di sawah, Ibuku memakan bekal di pondok tengah sawah. Aku dan Tanteku juga ikut makan. Wuaah..kenyang dan puas rasanya. Setelah itu mereka mulai bekerja membajak sawah. Aku ditinggal sendirian di pondok. Karena enggak ada pekerjaan akhirnya aku mencari katak saja. Kucari-cari eh dapat juga terus aku lepas. Begitu terus sampai lama. Aku enggak tahu itu katak yang sama atau tidak. Pokoknya aku selalu dapat katak.

Selesai mencari aku mulai lapar lagi. Perutku sudah berbunyi lagi. Tidak sengaja aku lihat bekal yang belum dibuka di pondok punya tanteku. Tanpa pikir panjang aku mengambil bekal Tanteku lalu mulai memakannya. Di bekal mereka aku makan singkong, ikan, ayam, dan lain-lain. Aku pun kenyang dan karena kekenyangan aku jadi ketiduran.

Aku dibangunkan Tante dan Ibuku setelah mereka selesai bekerja. Pas mereka mau membuka bekal, Tante kaget karena makannya tidak ada lalu tanya aku.

“Loh, Ben, bekal tante kok hilang semua? Ke mana Ben?” tanya Tante penasaran.

“DIMAKAN KUCING TADI TANTE. Aku tidak sempat mengusirnya,” jawabku bohong biar tidak ketahuan kalau yang makan bekal itu aku.

Esok harinya Tante pergi ke sawah lagi. Aku juga ikut lagi lalu mencari kodok. Saat mereka masih menggarap tanah aku ke pondok lalu mulai membuka bekal mereka lagi.

“Loh, kok besar sekali kucingnya,” Tante mengagetkan aku dari belakang.

Aku akhirnya mengaku kalau bekal yang kemarin aku juga yang makan. Tanteku ketawa dan tidak marah. Tapi mulai dari situ sampai sekarang tanteku memanggil aku sebagai Kucing Besar.

Berni Lius
Kelas VI SD Tenera



Genre:

Tema: