Deva Susanti
Aku teringat akan masakan ibu. Dia selalu memasak makanan sederhana tetapi mampu membuat selera makan anaknya bertambah. Semua masakan ibu itu enak padahal hanya dioseng dan direbus. Dari sekian masakan ibu, favorit kami adalah Manuk Napinadar.
Ibuku adalah idolaku. Kesabaran, kelembutan, dan ketegasannya membentuk pribadiku seperti sekarang ini. Aku pun juga ingin diidolakan oleh anak-anak melalui banyak hal, termasuk memasak Manuk Napinadar. Akan menjadi kesenangan tersendiri buatku bisa memasak makanan lezat penyambung cinta dalam tiap suapan untuk keluargaku.
Nah, Manuk Napinadar merupakan makanan khas Batak. Salah satu ciri Manuk Napinadar adalah campuran gota atau darah ayam yang digunakan sebagai campuran bumbu. Bumbu lainnya adalah kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe yang dipanggang terlebih dahulu sampai mengeluarkan aroma lalu digiling halus bersama dengan andaliman (merica batak) dan cabe rawit.
Keluargaku sebenarnya tidak memilih-milih makanan. Mana yang enak di lidah dan pas rasanya pasti disantap riang gembira. Namun, tidak setiap hari aku masak makanan khas ini. Manuk Napinadar biasanya aku sajikan saat sudah gajian haha, biar spesial begitu.
Ketika Manuk Napinadar sudah di atas meja makan, anak-anak semangat membantu menyiapkan hidangan lainnya lalu langsung menentukan siapa yang pimpin doa. Di meja makan itulah kami menemukan cinta yang akan terus dipupuk sampai tua. Hidupkan cinta dalam setiap masakan. Selamat memasak dan memupuk cinta melalu citarasa.
Genre: Nonfiksi
Tema: Masakan