Makanan Perusak Mood

Sartini

Dok.Wikihow

Hujan merayuku untuk bersembunyi di balik selimut. Malas beranjak karena cuaca makin dingin. Namun di momen kritis datang rayuan yang lebih maut. Bakso kuah hangat nan pedas bisa menyempurnakan hari yang dingin itu. Namun siapa juga yang mau hujan-hujanan beli bakso. Walau sekarang semua bisa dipesan melalui ponsel, kok rasanya nggak tega sama pengantarnya.

Hemmmm lidahku sudah asam sehingga aku nekat ke warung tetangga beli mie instan. Terbayang sudah memasak mie kuah ditambah telur dan irisan cabe rawit, nyaaammmm rasanya kok nikmat sekali. 

Mie dan telur sudah siap dimasak, tinggal irisan cabe rawit yang perlu disiapkan, waktunya eksekusi. Siapkan wajan, isi air secukupnya lalu tunggu hingga mendidih. Yesss air telah mendidih, aku masukkan telur. Ketika setengah matang lalu aku masukkan mie.

Sekian detik setelah mie itu mulai meloncat-loncat di air yang mendidih tercium aroma aneh. Bumbunya menggumpal. Minyaknya memutih. Aku ambil bungkus mie yang kubeli tadi lalu memelototkan mata mencari tanggal kedaluarsa. Benar saja, mie yang aku beli sudah kelewat tanggalnya.

Aku kecewa berat. Ingin rasanya kembali ke warung untuk memberitahu barangnya sudah kedaluarsa dan menukar mie dengan yang baru. Tapi, kok rasanya malas sekali, karena hujan makin menjadi-jadi. Moodku juga sudah hilang. 

Gagal deh makan mie. Padahal sudah kebayang semangkuk mie kuah pakai telur ditambah cabai rawit akan menghangatkan badan di tengah cuaca dingi.



Genre: Nonfiksi

Tema: Memori