Maradona dalam Kepalaku

Teguh Budi Utomo

Print Maradona dan Platini by Yvan Courtet

Para penikmat sepak bola di seluruh dunia berduka. Diego Armando Maradona, salah satu pesepakbola terbaik pada di era 80 dan 90an berpulang.  

Giringan bola cepat nan indah tiada tandingannya. Banyak sekali bintang sepakbola yang mengidolakan Maradona, bahkan banyak ditasbihkan titisan dari Diego di awal karier mereka. Sebut saja Ariel Ortega, Pablo Aimar, Javier Saviola, dan Lionel Messi. Nama terakhir disebut-sebut sebagai titisan Sang Dewa. Mega bintang Barcelona itu memiliki skil mengolah bola di atas rata-rata, memiliki postur tubuh yang hampir mirip dengan Maradona, bahkan sejumlah golnya mirip. Tetapi bagiku Maradona tidak ada duanya. 

Kita semua tentu ingat dengan parade Gol Tangan Tuhan yang diciptakan Maradona ketika mengalahkan Inggris di Piala Dunia 1986. Gol itu fenomenal dan akan selalu dikenang; manis bagi Argentina pahit bagi orang Inggris. Aku hanya melihat ini sebagai salah satu keahlian dari seorang Maradona, karena sebelum melesakkan bola dengan tangannya, Maradona dengan manis melewati separuh pemain Inggris. 

Maradona tetaplah manusia, manusia biasa yang memiliki talenta luar biasa. Separuhnya hadiah dari Tuhan, sedangkan separuhnya lagi hasil latihan. Apa yang ia sajikan ke kepala orang-orang melebihi pencapaian atlet di zamannya yang bertahan hingga sekarang.  Barangkali kefenomelannya itu juga yang menjadikan seorang pencipta lagu “Raja Dangdut” yang dinyanyikan Abiem Ngesti menyisipkan nama Maradona dalam lirik lagunya. 

Selamat jalan Tangan Tuhan. 



Genre: Nonfiksi

Tema: olahraga