Menampar Ayah dengan Satu Pertanyaan

Sari Romauli

Orang Tua
Dok.Wikihow

Di masa pandemi ini sungguh melelahkan. Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri. Contohnya anak-anak sekolah yang saat ini kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Beruntung bagi anak yang memiliki orang tua yang selalu di rumah karena bisa membantu, tetapi banyak juga orang tua yang kesulitan menjelaskan materi karena berbeda latar belakang pendidikan, bahkan ada yang hanya tamatan SD dan SMP.

Tetapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Saya mau cerita seorang anak yang bernama Angel. Anak ini ingin sekali masuk sekolah seperti biasa, tetapi apa boleh buat, corona yang masih menakutkan memaksa sekolahnya terus menyampaikan materi melalui daring.

Suatu hari Angel sedang ngobrol dengan ayahnya yang sedang makan malam di lantai dapur. Tiba-tiba Angel bertanya ke ayahnya mengapa ayah sering marah dan tidak sabar saat minta makan dan susu.

Mendengar pertanyaan Angel, ayahnya tersedak, mungkin tidak menyangka kalau anak yang belum berusia empat tahun itu memperhatikan perilakunya lalu memikirkannya dengan serius. Lalu si ayah menjawab kalau dia suka marah-marah karena sedang banyak pikiran yang tidak jelas dan capai setelah mencari rumput untuk makanan sapi.

Agar si Angel puas dan tidak merasa sedih, ayah mengalihkan cerita bahwa sapi mereka sudah beranak. Usai menyimak cerita itu wajah Angel sangat cerah. Ia jadi bahagia dan secara tidak langsung melupakan kemarahan ayahnya.

Setelah larut malam, ayahnya menyuruh Angel untuk tidur lalu merenung sendiri. Dalam perenungannya mungkin ayah sadar bahwa perilakunya menyakiti hati anaknya. Sejak saat itu ayah berjanji akan bersikap lembut dan merangkul anaknya agar saat besar nanti menjadi orang yang lembut, mengasihi, dan merangkul teman-teman di sekelilingnya.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga