Meneliti Cara Hidup Kelelawar

Asmanida

Dok.DC

Liburan sekolah tahun ini sama saja dengan sebelumnya, membosankan. Aku beraktivitas seperti biasanya. Barangkali yang sedikit berbeda adalah jam tidurku saja.  Aku terobsesi dengan gaya hidup kelelawar sejak liburan kemarin. Aku meng-cosplay gaya hidup mereka: malam beraktivitas, siang tidur.

Ternyata gaya hidup kelelawar sangat sulit dilakukan terutama bagi orang yang memiliki darah rendah. Beraktivitas malam hari memang menyenangkan, apalagi diiringi dengan scroll Tiktok, maraton Drama Korea (Drakor), atau hanya sekadar membaca Wattpad.

Namun, begadang itu ternyata tidak enak. Sebab, bangun pagi  membuat tubuh kita menjadi lebih segar dan sehat. Beda jika kita tidur dari subuh lalu bangun siang hari, kepala terasa pusing dan berat. Selain itu kantung mata membengkak.

Aku simpulkan menjadi kelelawar itu sulit, karena bukan pola hidup manusia. Jadi memang tidak seharusnya kita mengikuti cara hidup seperti itu, jadi apa pesan moral yang bisa diambil? Tidak ada? Jika memang itu susah dan sulit lalu mengapa dilakukan?

Menurutku ada kepuasan tersendiri ketika beraktivitas malam hari karena siang tak bisa mengantar ketenangan, kenyaman, dan keheningan. Siang hari itu terasa bising, ribut, kacau dan berantakan. Bikin pusing saja. Ketenangan malam hari itu lebih berharga bagi pikiran seseorang tetapi jangan sering begadang, sesekali saja karena tidak baik untuk kesehatan. Entah siang atau malam hadapi saja semuanya. Dan sekian penelitian ini diakhiri, semoga pembaca dapat mengerti apa yang saya maksud.



Genre: Nonfiksi

Tema: Liburan