Mengalahkan Ayam Demi Tugas Tuhan

Ririn Mustika

Dok Wikihow

Ayam-ayam di kampung mungkin kesal padaku. Kokok mereka tak begitu berguna, hanya penanda waktu, bukan alarm yang membangunkan dari tidurku. Setiap hari aku bangun lebih dulu dari mereka.

Bangun mendahului ayam itu perjuangan. Mata lengket seperti terkena lem. Badan seperti tertimpa berton-ton besi, tapi harus tetap membuka mata. Setiap hari aku bangun jam empat pagi. Kantuk dan kemalasan itu selalu lenyap ketika aku memandangi bayi mungil yang masih terlelap. 

Manisnya pemandangan itu.

Setelah benar-benar memastikan kantukku pergi, aku lanjutkan aktivitas dengan memotong bawang dan sayur sambil memasak, sambil giling kain, dan cuci-cuci pecah belah. Matahari mulai naik, tetanggaku baru bangun. Tetangga baru kucek mata, aku sudah jemur kain, yah begitulah rutinitas setiap pagi.

Beres rumah, lanjut kerja dari jam tujuh pagi sampai dua siang. Balik kerja sebelum sore, aktivitas lanjut bermain di rumah bersama bayi dan anak lanangku sampai sore. Begitulah rutinitas setiap hari yang aku lakukan namun tidak ada kata  lelah dan bosan dengan keadaan saat ini karena aktivitasku adalah tugas dari Tuhan Yang Maha Esa.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga