Mengenangmu, Cak…

Lilimaryani Maryani

Dok.Wikihow

Hari ini aku kehilanganmu, Cak. Rasanya baru kemarin kita saling bercerita. Banyak kesedihan yang kau simpan. Aku tak bisa membayangkan kekuatan apa yang mendorong untuk menyimpan rapat tentang penyakitmu.

Menyakitkan mendengar kabar saat kau merasakan sakit yang luar biasa tak ada anak dan istri di sisimu. Aku tahu kau sengaja ingin pergi dari mereka. Kau sengaja tak ingin menyusahkan sehingga kau rasakan sakit itu sendirian. Begitu banyak beban yang kau tanggung sendirian.

30 tahun yang lalu kau adalah abang termanis dan terhebat yang aku punya. Kau selalu menjaga dan membela saat semua menyakitiku. Dari kecil kau hanya tinggal bersama nenek setelah ayah dan ibu berpisah. Kau tidak pernah protes ketika ibu merantau ke negeri orang. Kau tak pernah memperlihatkan kesedihan.

Aku ingat, kita selalu rebutan untuk mendapatkan pelukan nenek dan kakek. Aku ingat kita selalu lomba lari dari masjid sampai rumah usai tarawih. Kita pernah dihukum nenek karena tak pamit ke pantai.

Suatu ketika kau tiba tiba kau pingsan tertimpa pelepah pohon kelapa saat kita menonton layar tancap. Saat itu aku sedih karena kau tidak membuka matamu, aku takut kau akan pergi. Aku takut kita tak dapat lagi bermain bersama. Tapi ternyata saat aku menangis kau membuka matamu dan saat itu aku tertawa bahagia.

Aku juga ingat waktu itu kau sakit karena kebanyakan makan jengkol. Kau meringis kesakitan di pelukan nenek. Satu satunya tempat tenyaman bagimu waktu itu adalah nenek sudah kehilangan kasih sayang ayah dan ibu karena perceraian meraka.

Aku masih tidak bisa membayangkan wajahmu yang menahan sakit itu sendirian. Semua dokter menyerah, memvonis peluang hidup mu hanya 10% sehingga keluarga merawatmu di rumah. Namun, semangatmu untuk sembuh masih besar. Kau masih berusaha untuk bisa sembuh.

Allah lebih sayang padamu Cacak. Sekarang kau tidak merasakan sakit lagi. Kau sudah bahagia sekarang. Akan selau aku ingat masa-masa kecil kita yang bahagia dulu. Pergilah dengan tenang Cak. Jaga kakek kita di sana sesuai keinginanmu yang terakhir.  Doa kami menyertaimu.



Genre: Nonfiksi

Tema: Keluarga