Ekawati Siregar
Memasak adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang ibu. Masakan mampu mengikat hati anak dan suami. Hati senang perut kenyang. Komunikasi pun berjalan lancar. Semua masalah terselesaikan dengan baik.
Tinggal di lingkungan PT Agricinal yang bhineka membuat kemampuan memasakku bertambah. Punya teman dari Palembang aku bisa masak tekwan, empek-empak, dan bolu koja. Punya teman dari Jawa Barat, aku belajar memasak comro, misro, seblak, dan banyak lagi jenis masakan lain yang tidak dapat aku tuliskan satu per satu.
Jika ada acara kecil-kecilan di rumah seperti yasinan atau arisan aku biasa menyiapkan menu hidangan dibantu tetangga. Sekali tuang, whala jadilah hidangan lezat ala bunda Eka.
Untuk menu sehari-hari bahan-bahannya sudah aku stok untuk satu minggu. Aku ke pasar setiap hari Minggu, belanja ikan laut, ikan asin, ayam, telur, tahu, dan tempe. Sayuran petik sendiri di pekarangan, lumayan menekan biaya belanja mingguan.
Uang belanja aku batasi. Aku selalu membawa uang dalam jumlah sama tiap ke pasar. Jika ada barang yang harganya naik, aku ganti dengan bahan makanan lain dengan gizi yang sama besarnya. Pokoknya uang harus cukup. Itu salah satu trik agar makanan yang aku sajikan tetap enak dan bergizi tanpa menambah biaya.
Aku melakukannya agar bisa menabung untuk program jalan-jalan. Prinsipnya, aku mau uang yang dikeluarkan hanya untuk bahan masakan yang tidak ada di pekarangan rumah. Uangnya bisa dialokasikan untuk hal lain.
Ilmu memasak aku pejari dari bunda yang berdarah minang. Aku masih ingat ibu memasak kue ulang tahun dan tumpeng sendiri ketika salah satu anaknya ulang tahun. Bentuknya masih sangat sederhana dibanding kue dan tumpeng zaman now. Untuk lauk sehari-hari ibu biasa memetik sayuran di pekarangan.
Salah satu masakan bunda favoritku adalah sayur santan daun katu. Tekstur daun katu yang lembut dan harum ditambah gurihnya kuah santan encer membuat nasi putih tak cukup sepiring.
Ibu juga suka masak kue ongol-ongol. Kue yang berbahan dasar sagu dengan tekstur halus. Saat dikunyah kenyal dan terasa manis. Manis yang berasal dari gula aren terasa begitu pas di lidah. Untuk daerah Bengkulu agak sulit menemukan sagu sehingga aku jarang bikin kue ongol-ongol kecuali saat pulang kampung.
Kebiasaan ibunda tercinta sejalan dengan program PII PT Agricinal yang selalu digaungkan pembina kami. Menanam sayur, mengelola keuangan, intinya menjadi ibu yang bijak. Mereka membuatku terinspirasi menyajikan masakan terbaik untuk keluarga.
Sejak kecil anak kami sudah terbiasa dengan sayuran. Apa pun yang aku masak pasti enak, seperti rasa masakan restoran katanya. Pujian itu membuatku semakin semangat. Setiap hari Minggu aku memasak cemilan buat keluarga. Daripada membeli lebih baik buat sendiri, itu prinsipku. Alasannya lebih higienis dan lebih enak serta yang tak kalah penting porsinya jumbo sehingga keluarga bisa makan sepuasnya.
Genre: Nonfiksi
Tema: Masakan