Menyaksikan Kejujuran di Lampu Merah

Nurul Hidayati

Istimewa

Tulisan ini bercerita tentang dua anak penjual koran di lampu merah Jalan Simpang Lima Kota Bengkulu. Dua anak yang kira-kira berusia delapan tahun itu sedang menjajakan koran dengan wadah kantong plastik.

Seorang bapak-bapak yang sedang menunggu lampu hijau membeli koran mereka dengan uang Rp10 ribu. Namun dua bocah tersebut tak memiliki uang kembalian. Akhirnya salah satu bocah tersebut berinisiatif mencari uang tukar.

Tak lama, lampu lalu lintas berganti hijau, bapak itu pergi dengan mengikhlaskan uang kembalian. Namun siapa sangka dua anak tersebut berlari mengejar mobil dengan terengah-engah. Si bapak yang melihat lewat kaca spion menghentian mobil lalu membuka kaca. Dua anak itu menyerahkan kembalian yang kurang Rp2 ribu.

“Maaf pak, cuma ada lima ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan,” kata bocah itu.

Kisah kejujuran dua bocah penjual koran itu membuat si bapak merasa kagum. Di tengah kerasnya kehidupan sekarang ini masih ada anak-anak yang jujur. Padahal mereka bisa saja pasrah ketika mobil si bapak melaju. Sifat jujur inilah yang mungkin mulai langka di kehidupan kita sehari-hari.



Genre: Nonfiksi

Tema: Peristiwa