Menti Sinaga
Guru saya pernah menceritakan secara singkat tentang legenda Batu Gantung. Cerita itu meninggalkan rasa penasaran. Bagaimana bisa batu tergantung? Cerita ibu guru ini bohong atau nyata? tanyaku dalam hati. Pulang dari sekolah saya segera bertanya pada orangtua tentang mitos itu.
Jawaban orangtua tidak memuaskan saya. Keesokan harinya saya berusaha mencari buku cerita Batu Gantung karena sangat penasaran, kok bisa batu tergantung? Namun, saya tidak mendapatkan buku itu setelah mencarinya selama satu pekan. Akhirnya minta tolong orangtua membelinya lalu segera membacanya sampai habis.
Batu Gantung adalah cerita rakyat populer di Danau Tob, Sumatra Utara. Tentang seorang gadis cantik bernama Seruni yang dijodohkan ayahnya dengan anak namborunya (bibinya) atau paribannya yang bodoh dari keluarga kaya. Mirip-mirip dengan kisah Siti Nurbaya.
Singkat cerita, Seruni menolak lalu berusaha bunuh diri. Ia melompat ke jurang bersama anjing kesayangannya yang selalu mengikuti ke mana Seruni pergi. Rambut Seruni tersangkut ranting pohon yang tumbuh di tepi jurang sehingga tubuhnya tergantung di sana bersama anjingnya hingga menjadi batu. Demikian asal muasal Batu Gantung dalam buku itu.
Kisah itu tak jua memuaskan saya. Tetap tidak masuk akal, cuma gara-gara rambut tersangkut mereka jadi. Dari pengalaman membaca itu saya ingin sekali melihat langsung batu gantung itu. Setiap melintasi perbukitan menuju Medan saya selalu bertanya di mana letak batu gantung pada teman-teman.Seorang teman berkata batu gantung itu tidak bisa dilihat dari bukit karena harus naik kapal khusus .
Momen untuk membuktikan dengan mata kepala saya sendiri datang saat duduk di kelas dua SMP. Saat itu saya ikut kakak kelas tiga wisata ke Batu Gantung. Sebelum berangkat, orangtua berpesan tidak boleh meludah ke danau. Tidak boleh rebut dan,harus menjaga sopan santun saat di sana.
Kami naik kapal ke Batu Gantung. Sesampainya di sana, kami seperti memasuki kawasan berudara tipis yang menyeramkan. Kami melihat batu gantungnya dari dalam kapal. Bentang alam di sekitarnya cukup ganjil sehingga mempertebal kesan seram sekaligus membuat kisah pilu itu hidup.Tidak heran banyak yang percaya dengan kebenaran mitos itu setelah melihat Batu Gantung secara langsung.
Genre: Nonfiksi
Tema: Buku