Rita Melda
Tulisan kali ini tidak akan menceritakan sekeren apa perjuangan Ibu Kartini karena saya yakin para pembaca Nyalanya sudah tahu betul sosoknya dari materi atau buku-buku sejarah. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang semangat Kartini yang menular ke saya dan teman-teman.
Di usia yang masih muda, 35 tahun, hihihi semangat belajar saya semakin membara. Saya masih menempuh Pendidikan di Universitas Terbuka mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sewarna dengan pekerjaan sebagai guru TK di Sekolah Tenera. Saya pikir saya tidak cukup keren dan sakti jika dibanding teman-teman di kelas karena mereka mengalami berbagai macam keriwehan saat datang ke bimbingan belajar jarak jauh ini.
Namanya Maria. Seorang ibu rumah tangga berusia 46 tahun yang super duper sibuk karena statusnya sebagai istri Pak Camat Kecamatan Pinang Raya Kabupaten Bengkulu Utara. Terbayang ya betapa sibuknya beliau Senin sampai Minggu. Tapi dengan segudang kesibukan, beliau tetap hadir di kelas untuk belajar meski kadang kostumnya paling beda. Pernah lho dia datang memakai kostum Ibu kondangan. Hihihi Bu Camat aku padamu.
Euis Mintarsih satu tahun lebih tua dari Ibu Maria. Kami panggil dengan sebutan Teteh. Bukan kerena usia kami memanggilnya seperti itu tapi gara-gara logatnya. Ketika dengar dia bicara maka kalian akan merindukan Bandung. Logatnya yang khas mojang sunda membuat dia cukup populer di kelas. Sebagai Ibu dari dua anak sekaligus guru TK di Kecamatan Ulok Kupai yang jaraknya terbilang cukup jauh dari lokasi kami belajar, cerita tentang perjalanannya selalu saja seru. Perjalanan yamg diwarnai ketegangan khas balapan Motocross di sirkuit berlumpur membuat Ibu Euis makin perkasa.
Bisa kamu bayangkan tantangan yang harus Ibu Euis lalui setiap jadwal perkuliahan apalagi saat musim hujan datang. Harusnya dia terlambat, harusnya dia paling akhir datang! Tapiiiiiiii kenyataanya dia adalah orang pertama yang datang di kelas. Senyumnya yang khas menyapa mahasiswi yang menikmati jalan mulus layaknya tol sembari berlari kecil ke ruangan karena sudah terlambat. Luar biasa Teh Euis.
Lalu Arum, mahasiswi termuda di kelas yang semangat belajarnya juara. Penggila K-Pop ini lulus PNS dan sudah bekerja di SMP 52 Bengkulu Utara sesuai dengan jurusan S1 bahasa Inggrisnya. Bayangan saya, di semester ini kami tidak akan melihat lagi gaya selfie-nya yang enggak ada imut-imutnya karena dia sudah PNS itu. Ketika saya bertanya alasan dia kuliah lagi dengan statusnya yang sudah PNS jawabannya bikin meleleh. Tidak ada ilmu yang tidak penting, jawabnya. Uhhhhhh.. jawaban itu menyadarkan saya bahwa harus bertahan melihat gaya selfie-nya, Hiks.. sabar.
Itulah teman-teman kuliah PGPAUD di UT ini. Berlatar belakang S1 dari berbagai jurusan ikut menimba ilmu pendidikan anak usia dini demi pengetahuan dan jenjang karir yang mempuni. Salam sayang buat kalian semua S1 PGPAUD BI. Kalian semua luar biasa.
Rita Melda
Guru TK Tenera
Genre:
Tema: