Risa A
2016 adalah tahun spesial buatku. Soalnya di tahun itu adalah kali pertama aku naik pesawat dan menginjakkan kaki di Jakarta. Aku naik pesawat ke Jakarta bersama guru-guru di Tenera. Naik pesawat ternyata tidak semengerikan yang aku bayangkan. Hanya waktu lepas landas dan mendarat yang menegangkan. Setelah di atas, aku bisa melihat pemandangan laut dari jendela. Indah sekali.
Jakarta membuatku makin penasaran ketika di atas pesawat. Maklum, selama ini aku hanya bisa menonton Jakarta dari televisi dan mendengar kisah rumitnya kehidupan di sana dari teman dan saudaraku. Tak sabar rasanya ingin cepat melihat Jakarta dengan mata kepalaku sendiri.
Saat mendarat, kami tidak langsung ke Jakarta tapi ke Bandung dulu jalan-jalan. Rasa penasaran itu kupendam dulu. Tidak begitu lama di Bandung akhirnya kami menuju Jakarta. Ketika sampai aku kaget bukan main. Apa ini? Apa yang kulihat ini benar?. Rumah-rumah menumpuk di sana-sini, sesak melihatnya. Di balik gedung-gedung besar ada mereka yang hidup dengan lingkungan yang begitu padat. Ternyata benar yang selama ini aku lihat di televisi bahwa Jakarta dipenuhi gedung-gedung tinggi.
Ternyata jalanan di Jakarta bikin capek. Banyak berhentinya karena penuh sekali jalan dengan mobil-mobil. Kami pun sampai hotel malam hari. Hotel tempat kami menginap sangat besar. Ada delapan lantai dan kami harus naik lift ke kamar masing-masing. Aku kebagian kamar dengan Bu Te dan anaknya. Mendapat dua kunci untuk kamar yang akan kami pakai. Aku bingung, kunci ini berbentuk kartu.
Ketika sampai di kamar salah satu teman guru, kami makin kebingungan. Pintu kamarnya tertutup rapat. Kami dorong dan tarik-tarik juga tidak bisa dibuka. Aku bertanya dengan guru-guru lainnya juga mereka tidak tahu. Karena kebingungan, kami sampai berbaris menghadap pintu. Kami pikir pintunya bisa terbuka kalau kami antri. Tapi lama berbaris kok tidak terbuka juga.
Ada teman guru bilang mungkin bisa dibuka pakai kartu. Aku tambah bingung, bagaimana kartu bisa membuka pintu. Aneh pikirku. Tapi ya sudah kami coba saja dan ternyata bisa dibuka. Aneh, kok buka pintu bisa pakai kartu. Setelah tahu caranya membuka pintu, aku langsung menuju kamar hotel melewati lorong-lorong kecil. Setelah lama mencari-cari, akhirnya kutemukan juga kamar kami.
“Ini kamarnya!” teriakku riang karena aku sudah tahu cara membuka kamar hotel pakai kartu.
Setelah pintu terbuka, bingungku datang lagi. Kamarnya gelap dan aku tidak menemukan stop kontaknya meski sudah dicari ke mana-mana. Sampai bawah kasur pula aku mencarinya. Ibu Te menemukan benda aneh lainnya tertempel di dinding. Ibu Te lalu bilang mungkin kartunya dimasukkan ke benda itu biar lampunya nyala. Eh ternyata benar, lampu kamar kami langsung menyala begitu kartunya kumasukkan. “Klap”, kamar jadi terang lalu kami pun tertawa riang karena sudah bisa menaklukkan berbagai keanehan dalam hotel.
Risa A
Guru SD Tenera
Genre:
Tema: