Fera Oktaviana
Lebaran kemarin keluargaku tidak pulang kampung karena kendala biaya. Selama liburan kegiatanku hanya mengerjakan PR, nonton Drama Korea (Drakor), dan sesekali ke luar rumah untuk meregangkan kaki. Saat malam aku ke masjid mengajar anak-anak mengaji, sekalian aku belajar juga biar makin fasih ngajinya. Aku mengajar empat anak, yaitu Zulva yang bisa disapa Eneng, Jepa, Prita, dan Rani. Hampir setiap malam aku mengajari mereka.
Mnegajari empat anak berusia 11 tahun itu kadang ada sebalnya juga. Soalnya setelah selesai mengaji langsung muncul keributan dalam masjid. Mereka berlari-lari seperti sedang berada di lapangan, kompak sekali. Tidak ada yang mau menegur karena bakal makin ribut kalau ada yang mengingatkan. Aku hanya bisa mengelus dada melihat tingkah mereka. Seharusnya kan di usia yang sudah 11 tahun mereka paham tidak boleh ribut, apalagi teriak-teriak dalam masjid. Ya sudahlah aku tidak mau menegur juga karena makin ribut nanti mereka.
Suatu malam aku datang terlambat ke masjid karena harus mencuci piring lebih dulu. Aku heran melihat keempat anak itu terpisah menjadi dua kelompok dalam masjid. Setelah salat seperti biasa mereka datang menghampiriku tapi kali ini hanya Eneng dan Rani yang belajar ngaji sedangkan Prita dan Jepa tidak mau. Spontan aku langsung tanya kenapa Prita dan Jepa tidak mau belajar ngaji lagi.
“Kami mau mengaji sama Mamang saja Kak,” jawab Jepa dengan wajah cemberut lalu pergi bersama Prita.
Mendengar jawaban itu timbul pikiran apakah ada yang salah dari cara mengajarku atau bagaimana. Saat mereka ribut dalam masjid aku juga tidak pernah menegur. Ternyata Eneng bisa melihat tanda tanya besar dari wajahku. Tanpa aku tanya dia langsung bilang alasan dua temannya itu tidak mau mengaji malam itu. Kata Eneng, Prita dan Jepa sedang marah sama mereka.
“Mereka sedang marah ke kami Kak karena malam ini aku mau menginap di rumah Kak Hada, tidak bisa main seperti biasanya,” kata Eneng dengan wajah cemberut yang sama dengan Jepa.
Jawaban itu bikin aku ingin tertawa tapi aku tahan. Mereka yang sangat kompak ini bisa juga marahan gara-gara tidak bisa main bareng meski hanya satu malam. Rumit sekali memahami pertemanan mereka ini, lebih susah dari memecahkan soal fisika.
Fera Oktavia
SMA Tenera
Genre:
Tema: