Perut Mau Meledak Setelah “Merampok” Makanan

Destina Suryani

Dok.Wikihow

Liburanku kemarin hanya berkeliling ke rumah jemaat gereja bareng Pemuda Baptis Air Hitam. Saat itu aku ditemani Kak Eva, senior pemuda baptis di gerejaku. Di rumah pertama, kami disambut makanan dan minuman super mewah. Ada kue-kue natal yang lezat bersama minuman warna-warni. Sebelum pulang Kak Eva melakukan sesuatu yang membuatku kehilangan muka.

“Tante, apakah ada yang bisa dibungkus?,” tanya Kak Eva dengan santainya.
“Oh ada, ambil saja sesukanya,” jawab tante yang punya rumah.

Jawaban itu membuat Kak Eva senang. Sambil teriak, “yes” di depanku, tangannya meluncur ke botol Fanta paling besar di meja. Setelah mengamankannya, tangan mungil itu meluncur ke kue basah di sebelah kanan yang sangat lezat.

Kejadian memalukan itu terjadi lagi di rumah ke-2. Kami tidak hanya membungkus kue tapi juga numpang makan. Di rumah jemaat yang ke-3 kami makan lagi. Mukaku hilang ketika Kaka Eva bilang ke tuan rumah mau membungkus sesuatu. Setelah dipersilahkan, jumlah makanan dan minuman yang ia masukkan ke plastik jauh lebih banyak. Entah berapa es krim yang dia masukkan hahaha malu sekali.

Setelah itu Kak Eva mengajak pulang ke gereja. Di sana dia mengeluarkan makanan dan minuman yang kami rampok dalam satu hari lalu mengajak kami bakar-bakaran jagung dan ayam. Makanan rampokkan itu kami sikat juga sembari menunggu bakaran matang. Tengah malam kami pulang ke rumah masing-masing dengan langkah berat sekaligus kantuk. Perut ini rasanya mau meledak!



Genre: Nonfiksi

Tema: Sosial