Bunga Amel Simanjuntak
Pagi hari Lebaran adalah waktu yang aku dan mama tunggu-tunggu. Kami mau memburu kue lebaran ke tetangga lalu finishnya ke rumah Ayu. Di Afdeling 9 hanya Ayu yang muslim, makanya rumahnya sudah pasti diserbu. Kami tidak mau kesiangan karena bisa-bisa ludes sudah kue dia.
Aku, mama, dan adik memang suka berburu kue lebaran. Aku lebih suka makan kue lebaran daripada minumnya. Soalnya jenis minumannya biasa saja, enggak banyak macamnya.
Ayu menyambut kami dengan suka cita. Mataku mulai jelalatan karena kue-kue di mejanya sangat banyak sekaligus menggoda. Penutup toples juga tidak bisa menyembunyikan aroma kue yang wangi itu. Sampai bingung mau makan yang mana dulu karena lezat semua. Aku cicipin satu-satu, dari toples ke toples. Rasanya tidak mengecewakan, enak sekali.
Namun aku tidak boleh makan banyak-banyak. Kasihan nanti orang-orang yang mau lebaran ke rumahnya, hanya dapat toples kosong hehehe.
Tidak banyak yang aku lakukan di rumah Ayu. Kami hanya foto-foto. Begitulah aku dan Ayu, selalu foto-foto saat bertemu. Dia bilang foto-foto itu untuk kenang-kenangan. Setelah foto kami makan nasi daging bebek. Euuuhh, perutku mau meledak saking enaknya. Sambil menurunkan makanan kami ngobrol-ngobrol dulu tetapi ada Bang Jonathan datang terus aku pamit pulang.
Genre: Nonfiksi
Tema: Sosial