Pukulan Telak untuk Pak Wiwin: Kegagalan MU dari Mata Fans Inter Milan

Teguh Budi Utomo

Bicara bola bagiku tidak ada habisnya. Aku penggemar Liga Italia khususnya Inter Milan. Bila dimajaskan, darah yang mengalir di tubuhku itu berwarna biru. Aku Jadi fans Inter Milan sejak kelas 5 SD, sejak Adriano masih garang ketika di depan gawang lawan, waktu tendangan pisang Alvaro Recoba menakutkan tiap kiper, era sang Mutiara Hitam Obafemi Martin yang mempunyai kecepatan di atas rata-rata, serta loyalitas tinggi El Capitano Javier Zanneti.

Dok Wikihow

Di tempatku berkerja yakni Sekolah Tenera, aku telah memetakan banyak fans sejati sepakbola. Ternyata tidak banyak yang mengagumi keindahan sepak bola Italia. Sebagian besar mengagumi sepak bola Inggris. Pak Wiwin salah satunya, dia adalah pengagum Manchester United sang Setan Merah. Sebelumnya hubungan kami sebagai tifosi klub baik-baik saja, tapi akhir-akhir ini sering memanas dan saling bully. Terlebih ketika Inter Milan membeli eks pemain-pemain Setan Merah yang sudah tidak terpakai, sebut saja Romero Lukaku, Alexis Sanches, dan Ashley Young. Pak Wiwin sering sekali berkata “halah pemain buangan, sudah tua, gak produktif kok dipelihara”

Mendengar itu darah biruku bergejolak. Aku hanya membalas, “pelatihmu saja yang tidak bisa memanfaatkan mereka bro, lihat saja betapa produktifnya Lukaku saat berada di Inter Milan” data berbicara sangat jelas, hingga detik ini Lukaku hanya terpaut sembilan gol dari top skor sementara liga Italia yakni Ciro Immobile dan mega bintang Christiano Ronaldo yang bermain di klub besar dunia Juventus.

Perlu dicatat juga brother, Inter Milan saat ini berada di peringkat 2 dan hanya terpaut 2 poin saja dari pemuncak klasemen sementara Juventus sang Tukang Kebun (saat tulisan ini naik ke Nyalanya, Juventus makin menjauh dari Inter dengan selisih 8 angka). Hemmm jangan sombong Rangga, laga masih panjang.

Sedangkan Setan Merah bisa apa? Untuk masuk zona champion aja masih terseok-seok. Aku sih yakin kalau Manchester United bakal bisa masuk zona Liga Champion Eropa meski babak belur di akhir musim. Tenang Pak Wiwin yang namanya klub bola itu terkadang memang jatuh, sama seperti roda yang berputar, saat ini mungkin MU sedang dalam masa yang sulit. Sudah jatuh tertimpa tangga dan kejatuhan cat pula..hahahahaha

MU yang sekarang bukanlah tim yang diarsiteki Alex Ferguson. Dulu memang MU adalah salah satu klub level dewa yang sangat ditakuti oleh lawan karena penuh pemain bintang, tapi itu dulu Pak Wiwin ketika Opa Fergie masih melatih. Semua berubah ketika Christiano Ronaldo hengkang. Setelah itu MU ditinggal Opa Fergie disusul pamitnya preman pasar Wayne Rooney menuju Everton. Habis sudah masa kejayaan MU. Gonta-ganti pelatih tak bisa menjawab kemerosotan MU, ditambah pembelian pemain yang kurang maksimal membuat klub asal kota Manchester itu makin semenjana. Jangan sampai nasib MU sama seperti Arsenal ya, katanya klub Gudang Peluru, tapi sekarang pelurnya habis..hehehe

Aku sangat yakin Pak Wiwin bukanlah fans abal-abal, walaupun MU turun kasta dari liga primer dia tetap mengidolakan Setan Merah. Sebagai sesama makhluk yang suka terhadap sepak bola aku selalu mendoakan yang terbaik bagi MU, semoga kuat dan tabah menghadapi cobaan. Aku bukan membully fans MU ya, tapi fakta berbicara sangat jelas. Tenang Pak Wiwin, jiwa ku tetap sportif kok, sebagai tifosi klub kita tidak boleh saling mendahului, aku doakan MU masuk zona Liga Champion Eropa musim depan lalu melaju ke final bertemu Inter Milan. Tapi Inter yang juara hahahaha.

Aku kasih satu kalimat terakhir ya, buat para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Cintai klub mu sepenuh hati, jadilah fans garis keras tanpa gaduh, adu otot, rasis dan rusuh. Untuk sepak bola indonesia, semoga semakin jaya dan mampu berbicara banyak di kancah dunia.



Genre: Nonfiksi

Tema: olahraga