Santi Lastri
Akhir tahun 2020 aku ikut adik mengambil dividen CU (Credit Union) milik mama. Aku lihat rincian tabungan mama dan dividen yang diterima. Kata mama tidak ada Rapat Anggota Tahunan (RAT) karena pandemi belum surut sehingga pembagian dividen diberikan satu per satu.
Setelah pulang dari kantor CU, aku menanyakan banyak hal tentang CU Harapan Jaya dan manfaat yang dirasakan orangtuaku.
Berdiri pada 1995. Pendiri dan pembentukannya berada di lingkungan Paroki Sakramen Maha Kudus, Kisaran (bagian dari Kabupaten Asahan Sumatera Utara). Awalnya keanggotaan CU Harapan Jaya umat Katolik saja. Seiring perkembangannya, mulai 2006 CU Harapan Jaya menerima anggota dari agama lain. Sejak itulah orangtuaku ikut keanggotaan.
Kata mama, dulu sangat sulit mengajak warga Desa Panca Arga menjadi anggota. Waktu itu lembaga keuangan, apalagi koperasi, hampir tak dipercaya warga. Di sisi lain, warga desa Panca Arga (di Kecamatan Rawang Panca Arga) tak mengenal konsep menabung karena untuk makan dan modal bertani saja sulit.
Tantangan membentuk permodalan bersama di desa panca Arga tak menyurutkan semangat alm. J. Marbun. Beliau tak ragu mengunjungi rumah warga untuk memberi pemahaman bahwa semiskin-miskinnya warga mereka masih bisa menabung atau menyumbang.
Kebetulan rumah beliau tepat di depan rumah kami. Keluarga kami juga diberikan penjelasan lengkap tetapi sebenarnya mama belum yakin. Namun karena merasa tak enak terlebih keluarga kami waktu itu sangatlah akrab, maka mama ikut menjadi anggota meski masih menyimpan keraguan.
Mama cerita CU berbeda dengan koperasi simpan pinjam yang lain karena milik anggota sendiri. Anggota memiliki tanggung jawab sekaligus rasa memiliki yang lebih besar terhadap lembaganya. Suku bunga juga lebih rendah. CU tidak dikelola asal-asalan dengan prinsip transparansi yang dipegang erat. RAT jadi ajang buka-bukaan. Anggota tahu ada aturan main yang sudah baku dan ini juga kiat yang digunakan untuk membangun kepercayaan.
Membangun kepercayaan itu tidak mudah, kata Mama.
Mama melanjutkan cerita bahwa CU Harapan Jaya penolong bagi anggotanya. Di saat gagal panen, CU memberi pinjaman modal menanam padi untuk musim berikutnya. CU juga mengajari anggotanya supaya tidak lapar kredit. Anggota harus meminjam sesuai kebutuhan saja. Jadi tidak sembarangan meminjam supaya anggota lebih mampu mengatur keuangan. Kredit diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan di antara anggota.
Makanya CU menetapkan beberapa aturan agar seseorang bisa mendapatkan kredit. Salah satunya rutin hadir dalam pertemuan kelompok, prestasinya dalam menabung, dan tak bermasalah dalam pembayaran pinjaman.
Awal masuk sebagai anggota, kita harus membayar uang pangkal Rp1 juta lalu iuran wajib Rp50 ribu per bulan dan boleh ditambah simpanan sukarela. Semakin banyak anggota terkumpul maka semakin besar modal yang dimiliki CU sehingga anggota bisa meminjam sewaktu-waktu tanpa harus melengkapi persyaratan atau berkas-berkas yang menyulitkan.
Banyak manfaat yang dirasakan oleh keluargaku sejak menjadi anggota CU. Salah satunya jika sewaktu-waktu kami butuh dana cepat, CU siap melayani tanpa harus melengkapi berkas-berkas. Jika memiliki uang lebih, mama langsung menyetorkan uangnya ke CU (simpanan sukarela). Aelain aman bisa diambil sewaktu-waktu jika kita butuhkan.
Namun manfaat paling utama adalah menabung dalam jangka waktu. Kalau kita ikut keanggotaan CU, kita harus berpikir menabung jangka panjang. Manfaatnya sangat banyak. Kalimat ‘manfaatnya sangatlah banyak’ sering diucapkan Mama.
Dulu orangtuaku punya warung yang biasa kami sebut kedai. Mereka juga punya usaha membuat roti ketawa, mie basah, dan untir-untir yang harus memiliki modal agar usahanya bisa tetap berjalan. CU menjadi harapan orangtuaku untuk menyediakan modal usaha. Kedai mereka tetap bisa berjalan lancar walau pembayaran dari pelanggannya musiman.
Sebagian besar pelanggan di kedai mereka ngutang (membayar ketika sudah panen), maka orang tua harus memiliki modal besar untuk melanjutkan usahanya. Orangtuaku harus menunggu satu musim menanam padi agar warga yang ngebon bisa membayar hutang. Satu orang bisa ngutang sampai empat halaman buku bon dalam satu musim. Bahkan ada juga para warga yang tidak menepati janji, setelah panen malah tidak mau bayar hutang. Alasannya warna-warni, dari gagal panenlah, tidak cukup uangnya karena harus bayar sewa sawah, sampai ada yang ngeles merasa tidak punya hutang.
Ada juga yang tidak belanja ke kedai orangtuaku karena berusaha menghindari hutang. Beberapa di antaranya juga ada yang membentang drama. Saat adikku disuruh menagih hutang, ada yang pura-pura berantem suami-istri. Sudah seperti sinetron. Untungnya mama penyabar, tidak akan menagihnya lagi sampai orangnya sadar akan hutangnya. Berkat CU, kedai orang tuaku tetap bisa berjalan.
CU Harapan Jaya membawa banyak dampak positif di kampung, khususnya keluargaku. Orangtuaku yakin mampu menguliahkan anak bungsunya tanpa harus menunggu musim panen agar mampu membayar uang kuliah dan indekos. CU selalu punya solusi untuk tiap masalah perekonomian orangtuaku. Bahkan disaat bapak sakit, CU memberikan pinjaman dana.
CU Harapan Jaya sangat dekat dengan anggotanya. Apabila ada yang tiba-tiba telat bayar cicilan, maka pengurus CU akan mendatangi anggota lalu menanyakan permasalahan yang dialami dengan membawa buah tangan. Apabila karena hasil panen tidak sesuai harapan atau karena terdesak anak butuh biaya, maka CU akan memberikan solusi. Anggota dianggap sebagai bagian keluarganya sendiri. Data pada April 2021, anggotanya ada 11.057 orang, jumlah asetnya Rp 89.031.583.737.
Apabila keluarga anggota bersukacita (anaknya menikah) maka CU akan memberikan papan ucapan selamat berbahagia dan kado sebagai tanda kasih. CU turut bersuka cita. Begitu juga jika anggota tengah berduka cita. CU Harapan Jaya memberikan penghargaan bagi anggota yang bayar cicilan tepat waktu, memberikan perhatian, dan pendekatan khusus bagi anggota yang selalu terlambat membayar cicilan. Setiap tahun anggota akan mendapat dividen sesuai jumlah tabungan dan pinjaman anggota.
CU Harapan Jaya dicintai, salah satu sebabnya punya pelayanan prima untuk mewujudkan kesejahteraan anggotanya. Kata mereka, anggota adalah aset paling berharga. Anggota adalah sebuah komunitas yang saling melayani, menguatkan, dan saling memberdayakan.
Banyak anggota CU yang berubah kondisinya, terutama petani kecil yang selama ini selalu terjerat dan tergantung kepada tengkulak dan rentenir. Kehadiran CU Harapan Jaya mampu memperbaiki keadaan sekaligus menaikkan taraf hidup, terlebih bagi mereka mampu mengelola keuangan sehingga hidupnya menjadi lebih sejahtera. CU mewujudkan kesejahteraan bersama dan membangun keakraban dan silaturahmi yang lebih erat antaranggota. CU membuat hidup lebih berarti: menabung jangka panjang. Ini kata kunci yang aku dapat dari perbincanganku dengan mama tentang CU.
https://hdlicense.com/
https://protocrack.com/
https://secrack.com/
https://twitcrack.com/
https://maccracked.com/
https://plug-torrent.com/
Genre: Nonfiksi
Tema: Sosial