Yosi
Di hari pertama liburan lalu, tetangga kiri kanan mulai meninggalkan Perumahan Guru. Sebelum pergi, mereka selalu menyapa anak kami, Fio dan Azzam.
“Bang Fio ga ke rumah nenek?” tanya mereka.
Digoda seperti itu tentu saja anak kami menuntut mau liburan juga ke rumah neneknya.
“Abang tu mau ke rumah nenek, Bu. Ke rumah nenek yang wajahnya seperti nenek…” rengek anakku yang besar, Fio. Sementara anakku yang kecil, Azzam, ikut-ikutan juga merengek. Mendengar rengekan mereka kami merasa geli. Akhirnya kami juga ikut berlibur seperti para tetangga. Hari berikutnya kami meluncur ke rumah orang tuaku di Lais.
Kebetulan di desa kami mau panen padi. Padi menguning seperti padang bulan. Aroma sawah yang begitu kental memanggil ingatan masa kecilku. Fio dan Azzam Aku ajak ke sawah. Di sana kami mancing ikan di pematang. Fio menjerit-jerit karena lintah naik ke kakinya. Tapi saat pancingnya tertangkap ikan, Fio tertawa-tawa riang. Duh, senangnya melihat mereka gembira.
Tiba waktunya orang-orang datang membantu panen padi. Mereka merupakan tetangga sawah. Biasanya bergantian memanen ke sawah-sawah sekitar. Namun ada juga yang memilih dengan upah borongan. Memanen dengan cara menyabit adalah teknik tercepat agar panen cepat selesai. Begitu pula di sawah kami. Selesai disabit, padi-padi itu akan dirontokkan dengan mesin perontok.
Fio dan Azzam tentu saja melihat mesin perontok itu. Mereka bertanya apa nama mesin perontok itu. Jadi kusebut saja mesin perontok itu Robot X yang bertugas merontokkan padi. Ketika mesin itu hidup, Fio dan Azzam kaget namun sedetik kemudian girang melihat Robot X bekerja. Ada Om Rian yang memasukkan gabah padi ke dalam mesin, lalu Om Mizi yang mengumpulkan bulir-bulir padinya. Lalu di belakang mesin beterbangan ampas padi membuat gunungan raksasa.
Fio dan Azzam masih tampak takjub dengan cara kerja mesin Robot X itu. Semoga liburan ini memang menjadi liburan yang menyenangkan bagi anak-anakku.
Yosi
Guru SD Tenera
Genre:
Tema: