Rosario Selamatkan Opung dari Orang Asing

Ernes Reinata Rumapea

Aku anak dari Mangabdin Rumapea dan Romian Nainggolan (Nengolan). Di kampung bapakku dipangil A’ak sedangkan mamakku disapa Neng. Bagiku mereka adalah pasangan terbaik mengalahkan Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Dalam segi apa pun mereka yang terbaik, apalagi dalam debat. Tak ada yang bisa mengalahkan mereka.

Dok Wikihow

Begitu juga waktu mamak mengajak membereskan lemari besar di rumah. Sebenarnya aku kesal karena lemari itu berat dan penuh, membereskanya hanya menguras tenaga. Tapi tenagaku akan lebih terkuras bila berdebat dengan mamak karena skill-nya menjadi juru argumen masih di atasku. Satu kali sapuan semua baju aku turunkan, gerakan selanjutnya kecoak berlarian. Dan gerakan ke-3, mataku tertarik pada album yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Oops.. ada surat terjatuh saat aku mengambil album itu dari lemari. Apa ini?

Halaman pertama nampak foto sepasang kekasih, Nee (iya) tampaknya foto opung, pahlawan mamak yang tidak sempat aku kenali. Kata mamak usia opung sekarang seharusnya sudah 80 tahun. Lalu aku tanyakan apa pernah opung cerita tentang penjajahan. Mamak lalu bercerita bahwa dulu opung sempat didatangi segerombol orang yang ditugaskan untuk memeriksa seluruh rumah di kampung.

Opung adalah orang yang taat. Dia punya kebiasaan menaruh kalung rosario di dekat tangga dan di kolong. Saat gerombolan orang itu masuk ke rumah, mereka melihat rosario itu lalu salah satu orang asing itu mengambil lalu minta pada opung agar dipakainya. Saat keluar dari rumah opung, orang asing itu mengatakan tidak ada apa-apa di rumah kami pada kawan-kawanya. Malam itu opung diselamatkan rosario, seperti itulah cerita yang dikisahkan mamak setelah kami membereskan lemari.

Sedangkan kertas yang jatuh itu ternyata adalah penghargaan anggota PBB ke bapak saat SMA. Bapak cerita kalau punya sertifikat seperti itu kita bakal sangat mudah masuk kepolisian. Tapi karena dulu ekonomi opung tidak mendukung untuk mendaftar ke sekolah polisi, bapak tinggalkan niat itu.

Hari itu selesai sudah aku membereskan lemari dan mendapat masa lalu yang unik. Sangat menyenangkan bisa mengetahui masa lalu dengan lengkap. Sebab ada orang yang tidak mau memikirkan masa lalunya. Buatku itu salah karena tidak akan pernah ada masa depan tanpa masa masa lalu. Ya sudah minum dulu, capek.



Genre: Nonfiksi

Tema: memori