Sabil Sang Perebut Kuaci

Adinda Ayudhia

ThinkstockPhotos.com Image Number: 475710000

Cerita masa kecil memang sulit untuk dilupakan. Sampai sekarang aku masih ingat cerita masa kecilku bersama teman bermain sekaligus tetanggaku, Sabil namanya. Saat kecil dulu kami sering main bersama setiap hari. Kami punya kesamaan, yaitu suka menabung lalu uangnya digunakan membeli kuaci. Kami sama-sama suka kuaci soalnya.

Suatu hari Sabil mengajakku main ke kolong rumahnya. Ternyata Sabil sudah membentangkan karpet di kolong rumahnya untuk kami memakan jajanan masing-masing. Waktu itu Sabil mengajakku tukaran makanan, sama-sama kuaci sih, sambil main di kolong rumahnya. Sabil sangat cepat menghabiskan kuacinya sedangkan aku santai saja memakannya. Tiba-tiba Sabil minta jajanku tapi aku menolak karena sangat menyukai kuaci.

Dia terus memaksa lalu makin tidak sabar. Sabil merebut kuaciku lalu menggigit tanganku yang mau merebutnya kembali. Aku jadi kesal lalu menjambak rambutnya. Perkelahian kami sangat seru sampai-sampai ibu Sabil dan ibuku datang untuk melerainya. Kami bermusuhan gara-gara kuaci dan tidak saling tegur seharian.

Esok harinya aku diajak ayah memancing ke Sungai Kuari. Kami mendapatkan beberapa ikan dan udang. Saat di rumah aku masukan udang-udang itu ke dalam toples lalu memainkannya di depan rumah. Sabil yang melihat mainan baruku datang lalu melihat udang lebih dekat. Sabil mau meminjam udangku tapi aku tak mau karena kami kan sedang marahan. Sabil marah karena aku tidak mau kasih pinjam.

Sama seperti kejadian kuaci, Sabil merebut mainanku itu sampai toplesnya jatuh dan udang-udangku lepas semua. Belum sempat aku pungut lagi udang-udang yang melompat-lompat itu kawanan ayam langsung menyambar mereka. Aku menangis melihat udangku dimakan ayam sedangkan si Sabil langsung kabur.

Sore harinya aku melihat Sabil asyik menaiki sapi. Inilah kesempatanku untuk membalas dendam padanya. Aku lempar sapi tersebut pakai batu. Sapinya kaget terus berdiri, Sabil pun jatuh dan ketakutan melihat sapi yang mau mengamuk. Aku tertawa lepas melihat kejadian itu, puas sekali hati ini membalas dendam. Itulah cerita masa kecilku dengan Sabil.



Genre: Nonfiksi

Tema: memori