Maria Manalu
Akhir-akhir ini Covid-19 menjadi buah bibir. Keterkenalannya menakutkan orang sehingga banyak yang bersembunyi #dirumahaja. Cara Covid 19 mengambil nyawa seperti pembunuh berdarah dingin. Hih.. mengerikan.
Untuk mengurangi dampak Covid-19 pemerintah menganjurkan bahwa anak sekolah harus belajar di rumah. Ketika anak TK belajar di rumah, suasana sekolah berubah seperti kuburan; sepi dan tak berbunyi. Hanya 13 ibu guru cantik yang sibuk berkegiatan di sekolah. Tak terdengar suara teriak dan hentakan kaki berlarian saat bermain. Tak ada sambutan hangat “Selamat Pagi bu guru” atau tingkah laku yang menggemaskan saat makan bersama dan belajar di kelas.. hufh.. rindu mereka.
Suasana ramai bak pasar malam di TK Tenera ternyata juga dirindukan oleh anak Kelompok Bermain (KB). Namanya Tasya, Si Manis nan ceria itu, dengan dibantu ibunya dia meneleponku.
“Hallo.. ibu guru” tiba-tiba berbicara dengan nada semangat.
“Halo Tasya, ada apa yah tasya?” sahutku tak kalah semangat lalu heran.
“Ibu kapan kita sekolah?”
Aku auto tersenyum mendengar tanya Tasya. Aku jawab masih lama lalu menyarankan dia agar bersabar dan belajar di rumah dulu untuk sementara. Ah, ternyata bukan hanya ibu guru saja yang rindu tapi teman-teman kecilku juga ingin ke sekolah. Hati ini hanya rindu du du du.
Genre: Nonfiksi
Tema: Covid-19