Naomi Rindu Vidia
Setiap pagi aku dan teman-teman menunggu Truk Sekolah di depan kantor AFD 2 di Bengkulu Utara. Kami duduk-duduk di sana sambil ngobrol mau main apa nanti di sekolah. Pas truk sekolah datang kami langsung naik agar tidak terlambat ke sekolah.
Aku lupa harinya, tapi pagi itu sama dengan hari-hari sebelumnya. Kami menunggu di AFO 2, ngobrol sambil nunggu truk sekolah datang. Terus pas datang kami naik. Hari itu truk sekolahnya penuh sekali. Lebih penuh dari hari sebelumnya. Ya sudahlah tidak apa-apa daripada terlambat. Dalam perjalanan kami lanjutkan cerita-cerita. Pas lagi seru-serunya, tiba-tiba…
“Brukkkk!!”
Kami jatuh di dalam bak truk sekolah karena Om Sopir mengerem mendadak. Om Sopir buka bak lalu bilang kalau ban truk lepas. Masih dalam kondisi kaget aku dan teman-teman turun dari truk. Om Sopir pun menyuruh kami jalan ke sekolah daripada terlambat. Duh, padahal jarak sekolah dari tempat truk itu mogok masih lumayan jauh. Tapi Om Sopir benar, daripada terlambat kami pun jalan.
Tapi anak-anak SMP dan SMA tidak mau jalan. Mereka menunggu Om Sopir memperbaiki ban yang lepas itu. Mungkin karena mereka itu gampang sekali capek jadi tidak mau jalan. Sudah agak lama kami jalan, kami bertemu mobil peternakan Om Trikus. Kami pun naik mobil peternakan ke sekolah setelah Om Trikus menawari kami. Mungkin karena saking banyaknya murid SD yang naik mobil perternakan itu bannya pun kempes.
Di tengah jalan kami ketemu sama tiga anak SD lagi dan mereka juga ikut naik. Setelah itu kami ketemu dua anak lagi yang jalan kaki lalu Om Trikus nawarin mereka naik juga. Makin banyak orang yang naik mobil peternakan, ban mobilnya makin kempes. Om Trikus pun menyopir mobilnya pelan banget biar enggak meledak bannya. Mungkin lebih cepat sepedaku kali, hehehe…
Di dalam mobil Om Trikus kami menebak-nebak kenapa ban truk sekolah bisa copot. Seperti detektif pokoknya. Temanku bilang karena orang yang naik truk sekolah kebanyakan. Ada juga yang yakin kalau ban truknya belum dipompa dan bautnya kendor. Kakak kelas 6 ngomong kalau truk sekolahnya terlalu kecil buat menampung banyak pelajar.
Aku juga tidak mau kalah. Aku bilang karena jumlah kami kebanyakan dan berat tubuh teman-temanku naik jadinya kempes kemudian lepas. Mereka bilang, “Benar, benar. Mungkin berat kita naik”. Om Trikus ketawa mendengar kami. Entah kenapa, padahal kami serius. Pas obrolan lagi seru-serunya, eh kami ternyata sampai di sekolah. Sampai sekarang kami masih penasaran kenapa ya ban truk sekolah bisa lepas.
Naomi
Kelas V SD
Genre:
Tema: